Reporter: Muh Ardiansyah R.
KENDARI – Pernyataan kontroversi Komandan Lanud Halu Oleo (HLO) Kendari, Kolonel Pnb Muzafar ditanggapi oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kendari, Senin, 6 Juni 2020.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sultra, Asdar Zuula menegaskan pernyataan Komandan Lanud HLO Kendari terlalu berlebihan dan terkesan dibuat-buat, jika alasan untuk menjaga keamanan di wilayah Militer bagi dia, itu benar.
Namun, mengkhawatirkan akan ada penunggang gelap terhadap jurnalis, hal itu tidak mungkin. Karena semua kerja-kerja jurnalis dilandasi atas fakta yang ada di lapangan.
“Untuk itu, ada point pertama, kami mendesak dan meminta Komandan Lanud Kendari mencabut pernyataannya kembali. Kedua meminta Komandan Lanud Kendari untuk meluruskan pernyataannya tersebut bahwa kekhawatirannya akan jurnalis yang ditunggangi teroris. Semua harus diluruskan,” pintanya.
Hal Senada juga disampaikan, Ketua AJI Kendari, Zainal Ishak. Kata dia, pernyataan tersebut terlalu berlebihan. Sebab, sejumlah wartawan yang melakukan peliputan kedatangan TKA China di Bandara HLO Kendari pada 1 Juli lalu, dipastikan meliput secara independen.
“Tak ada sama sekali wartawan yang melakukan peliputan dengan keterkaitan pihak lain. Jadi kami pastikan, wartawan yang meliput soal kedatangan China, tidak ditunggangi apapun. Dan semua dilakukan secara independen,” ujarnya.
Inal mengaku menghargai upaya yang dilakukan TNI Angkatan Udara dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah militer sebab area Bandara Halu Oleo melintasi wilayah militer. Dia menyebutkan, peliputan aksi demonstrasi kedatangan TKA di Bandara tak ada kaitannya dengan teroris.
“Semua semata-mata untuk mendapatkan informasi dan memberikannya ke masyarakat. Jadi, tidak ada yang ditunggangi,” tandasnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Komandan Lanud Haluoloe Kendari, Kolonel Pnb Muzafar menjelaskan dirinya tidak pernah menyampaikan bahwa wartawan ditunggangi oleh teroris pada saat kedatangan TKA China di Bandara Halu Oleo.
“Saya tidak bilang ditunggangi, saya hanya bilang jika terlalu banyak wartawan yang masuk. Saya mengkhawatirkan hal yang paling terburuk bisa terjadi salah satunya antisipasi kami jika ada penyusup teroris,” kata Danlanud Kendari, Kolonel Pnb Muzafar kepada Mediakendari.com.
Kolonel Pnb Muzafar mengaku tak mengizinkan wartawan masuk untuk meliput kedatangan TKA karena pihaknya mengantisipasi intesitas keributan di area Bandara Kendari.
“Karna memang keterbatasan anggota kami yang menjaga dilapangan. Kemarin dari awal sudah seizin atasan kami, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sementara dan kami sterilkan,” urainya.
Ia menambahkan terkait pemberitaan yang telah dimuat dibeberapa media, dirinya merasa ada yang salah mengartikan dari penyampaian yang ia ucapkan.
“Saya juga bingung kok bahasanya ditunggangi. Mungkin ada yang salah mengartikan statemen saya tadi,” terangnya. (b).