Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – September 2020 Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 0,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105.55. Dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,21 persen, tentu inflasi pada bulan ini mengalami kenaikan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara, Agnes Widiastuti memalui video converence by youtube, Kamis 1 Oktober 2020.
Meningkatnya angka inflasi menunjukan bahwa biaya hidup di masyarakat semakin mahal atau besar.
Agnes menuturkan berdasarkan tahun kalender Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 1,63 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (y-o-y) 1,24 persen.
“Untuk Kota Baubau, inflasi tahun kalender sebesar 0,39 persen dan inflasi tahun ke tahunnya 2,08 persen,” ujarnya.
Inflasi Kota Kendari sejak Juli, Agustus hingga September 2020 berkisar pada angka 0,2 persen.
Lanjutnya, inflasi tahun ke tahun pada September 2020 lebih rendah dibandingkan dengan inflasi y-o-y 2019 yang mencapai 4,32 persen.
“Inflasi tahun ke tahun di September 2020 ini pun merupakan inflasi terendah sejak tiga tahun terkahir,” terangnya.
Lebih rinci Agnes menjelaskan, dari sebelas kelompok pengeluaran terdapat tujuh kelompok yang mengalami inflasi, satu kelompok alami deflasi dan tiga lainnya tercatat stabil.
Kelompok yang mengalami deflasi ialah Transportasi dengan deflasi sebesar 0,7 persen. Kelompok yang relatif stabil yakni Pakaian dan Alas Kaki, kemudian Rekreasi, Olahraga dan Budaya serta Pendidikan.
Kelompok yang mengalami inflasi diantaranya Makanan, minuman dan tembakau (0,52 persen), Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga (0,52 persen), Perlengakapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga (0,24 persen). Kemudian kelompok Kesehatan (0,07 persen), Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan (0,01 persen), Penyediaan Makanan dan Minman/Restoran (0,29 persen), serta kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa lainnya (0,16 persen).
Kemudian, terdapat sepuluh komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi pada September diantaranya Bahan Bakar Rumah Tangga 0,06 persen, Ikan Kembung dan Jeruk Nipis masing 0,05 persen, Rokok Kretek Filter 0,04 persen, Ikan Teri 0,03 persen, kemudian Ayam Hidup, Daun Kelor, Ikan Layang dan Rokok Putih masing-masing 0,02 persen, serta Emas Perhiasan 0,01 persen.
Tidak hanya itu, ada sepuluh komoditas yang memberikan andil terbesar terbesar terhadap deflasi di September 2020, yakni Daging Ayam Ras -0,04 persen, Bawang Merah dan Bayam masing-masing -0,02 persen serta Ikan Cakalang, Jagung Muda, Tarif Kendaraan Roda Empat Online, Telur Ayam Ras, Pisang, Mie kering Instan dan Ikan Ekor Kuning masing-masing beri andil -0,01 persen.
“Inflasi Kota Kendari periode September 2020 ini yang mencapai 0,26 persen membuat Kendarari menduduki peringkat satu sebagai Kota dengan nilai inflasi tertinggi,” pungkas Agnes.