Laporan : Taya
KENDARI – Kesalahan berbahasa saat ini, baik pada media sosial, konvensional maupun media dalam jaringan menjadi perhatian banyak pihak salah satunya penulis artikel bahasa Indonesia di media massa.
Kolumnis Britagar.id, Holy Adib mengatakan dua media yakni media daring dan media sosial menjadi penyumbang terbesar adanya kesalahan bahasa, apalagi keduanya memiliki pengaruh besar terhadap bahasa dan masyarakat.
“Khusus yang terakhir ini, kesalahan berbahasa di media massa sudah mendapatkan perhatian banyak ahli dan pengamat bahasa,” kata Holy saat penyuluhan, penggunaan bahasa media massa di Kota Kendari, Jumat (4/10/2019).
Holy menuturkan ada sepuluh permasalahan yang bisa dijadikan artikel bahasa yakni etimologi kata dan perkembangan makna dan pemakaian, padanan kata asing dalam bahasa Indonesia, sikap bahasa penutur, dan penggunaan kata mubazir.
BACA JUGA :
- Kejari Konawe Tahan PPK Proyek Tambatan Perahu Dishub di Rutan Unaaha
- Wakil Ketua Pengadilan Negeri Konawe Resmi Lantik I Made Asmaya Jadi Ketua DPRD
- Dua Warga Konawe Usai Pulang Umroh, Doakan Pasangan HADIR Jadi Bupati Konawe
Selain itu, masalah lain yang perlu ditulis dalam artikel bahasa yakni logika bahasa, pemakaian bahasa dalam film, karya sastra, dan lagu, menanggapi polemik pemakaian bahasa yang dipersoalkan warganet serta meluruskan salah kaprah.
“Menulis artikel bahasa tentang apa-apa yang sedang dibicarakan publik, seperti persoalan demonstrasi,” ujarnya.
Persoalan lain yang juga bisa ditulis artikel bahasa adalah mengoreksi kamus dan mengusulkan kata yang belum masuk kamus.