KONAWE UTARA

Ini Cerita Remaja yang Terjebak di Lamesou dan Wawondiku Konut

438
×

Ini Cerita Remaja yang Terjebak di Lamesou dan Wawondiku Konut

Sebarkan artikel ini
Tim Penyelamat
Bupati Ruksamin bersama Kapolres AKBP Achmad Fathul Ullum saat memberikan arahan kepada tim penyelamat, Senin 6 Juli 2020. Foto : Istimewa.

Reporter : Mumun

WANGGUDU – Dua kelompok remaja terjebak di dua permandian air terjun di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), karena hujan yang terus mengguyur daerah itu beberapa hari terakhir mengakibatkan naiknya debit air dan derasnya arus sungai.

Kelompok remaja yang terjebak di permandian air terjun Lamesou Desa Lametono Kecamatan Lasolo berjumlah 33 orang, sementara di Wawondiku Desa Awila Kecamatan Molawe berjumlah 10 orang.

Arpan, remaja asal Kelurahan Wanggudu Kecamatan Asera yang terjebak di air terjun Lamesou menuturkan, pada Sabtu 4 April dirinya bersama 32 rombongan berangkat menuju Lamesou untuk kerja bakti.

Di hari itu, lanjut Arpan, karena debit air naik dan derasnya air rombongan memasang tenda di penyebrangan sungai ke 10.

“Malam minggu kita menginap di situ karena masih ada 3 sungai yang mau di sebrangi,” kisah Arpan.

Arpan terus menceritakan, ke esokan harinya tepatnya Minggu 5 Juli 2020 dari 33 rombongan yang berhasil tembus ke air terjun Lamesou hanya 8 orang.

“Yang 25 orang mengungsimi di tenda karena debit air sungai mulai naik. Kami yang 8 orang cuman naik pasang pamplet tanda larangan baru balik lagi ke tenda,” ujarnya.

Menurut Arpan, pada hari itu juga rombongan berencana pulang. Namun, karena hujan yang turun pada malam hari dan menyebapkan naiknya debit air ditambah derasnya arus sungai menjadi alasan kepulangan mereka ditunda.

“Malam Senin itu rombongan mulai khawatir karena stok makanan sudah habis, termasuk air minum,” katanya.

“Malam itu juga kami cari rebung bambu untuk lauk karena beras masih ada. Air minum kita buat penyaring dari kapas baru kita saring ke botol minuman,” lanjutnya.

Pada Senin pagi 6 Juli 2020, sekitar pukul 06.00 Wita, dirinya bersama rombongan memutuskan pulang dengan menyebrangi sungai.

“Dari kamp pas penyebrangan ke 3 kita ketemu tim penyelamat,” terangnya.

Sementara itu, Lukman, remaja asal warga Desa Belalo Kecamatan Lasolo yang ikut terjebak di Wawondiku mengatakan, dirinya bersama puluhan rekannya pada Sabtu 4 Juli 2020 menuju Wawondiku.

“Kami 15 orang, waktu menyusuri hutan menuju Wawondiku semua masih dalam kondisi normal,” katanya.

Namun, tambah Lukman, saat perjalanan pulang debit air sungai naik bersamaan derasnya arus sehingga niatan pulang ditunda dan sambil mendirikan tenda.

“5 orang teman memutuskan balik, tinggal 10 orang. 2 orang lagi menunggu di tenda dan 8 orang lanjut ke Wawondiku,” ujarnya.

Lanjutnya, pada hari Minggu sore sekitar pukul 13.30 Wita dirinya bersama 9 orang rombongan hendak pulang. Namun, yang berhasil menyebrang sungai hanya 5 orang.

“Kita 10 orang pulang yang berhasil terobos sungai cuman 5 orang. Terpaksa 5 orang memutuskan membuat tenda karena kondisi sudah malam,” ujarnya.

Lukman menambahkan, jika dirinya sangat berterima kasih kepada Pemkab Konawe Utara yang telah mengirimkan tim penyelamat.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Pemda terutama Pak Bupati telah mengirimkan tim,” terangnya.

Ditempat terpisah, Bupati Ruksamin berharap kejadian tersebut dapat dijadikan pembelajaran.

“Terima kasih kepada seluruh tim, baik itu Basarnas maupun Polres,” katanya.

You cannot copy content of this page