RAHA – Usai diresmiskan oleh Plt Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Saleh Lasata pada Kamis 28 Desember 2017, Rumah Adat Muna dengan nama khas ‘Bharugano Wuna’ menyimpan makna tersendiri.
Ketua Lembaga Adat Muna, La Ode Sirat Imbo menjelaskan, nama Rumah Adat Muna ‘Bharugano Muna’ tersebut diambil dari bahasa Muna kuno yang artinya diri manusia.
“Bharugano Muna dalam bahasa Muna artinya diri kita sebagai manusia. Diri kita semua orang Muna yang dipertontonkan dalam bentuk rumah adat ini,” ungkapnya saat memberikan sambutan, Kamis (28/12).
Sirat juga menyebutkan jika beberapa pemimpin atau Raja Muna di masa lampau sempat membangun rumah adat, namun semuanya tak terawat hingga dimakan oleh waktu pada akhirnya rusak.
“Apa yang dilakuan para Raja Muna dulu membangun rumah adat ini adalah untuk mengembalikan kebesaran adat Muna. Inilah yang dipikirkan oleh Bapak Rusman Emba selaku Bupati Muna,” kicau tokoh adat Muna ini.
“Melalui pembangunan rumah adat ini semua orang Muna harus bersatu dan menyatukan diri, baik apa yang sedang dikerjakan dan apa yang akan dikerjakan. Rusman Emba ini adalah Bupati Muna pertama yang telah menghidupkan kebudayaan Muna,” tutup La Ode Sirat Imbo.
Bupati Muna Rusman Emba juga turut menyampaikan nilai historis dalam pembangunan Bharugano Wuna tersebut.
“Saat ini kita sedang menghidupkan kembali peradaban Muna di masa lampau,” beber Rusman dengan nada semangat.
Mantan Ketua DPRD Sultra ini mengatakan, jika tiang Bharugano Wuna terdiri dati 99 tiang, memiliki ruang tamu untuk pertemuan orang tua dan tempat-tempat yang punya filosofi tersendiri.
“Muna memiliki peradaban di masa lampau, Muna yang saat ini bukan Muna yang dulu. Muna punya karakter dan jati diri,” tutup Rusman sambil menjatuhkan air mata.
Reporter: Rahmat R
Editor: Kardin