FEATUREDKendari

Ini Penyebab Ricuhnya Aksi Mahasiswa di Kantor DPRD Sultra

464
×

Ini Penyebab Ricuhnya Aksi Mahasiswa di Kantor DPRD Sultra

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi demonstrasi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (18/9/2018) berujung ricuh. Salah satu tuntutan pada unjuk rasa ini terkait ambruknya mata uang Rupiah terhadap nilai Dollar.

Terkait tuntutannya, massa aksi meminta agar dipertemukan langsung dengan Ketua dan seluruh anggota DPRD lainnya mendiskusikan persoalan yang menjadi tuntutan massa aksi.

Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh (ARS) yang sementara berada dalam Gedung DPR pun memenuhi permintaan massa aksi untuk bertemu.

ARS, saat menemui massa aksi menegaskan, secepatnya akan menindaklanjuti tuntutan massa aksi.

“Tuntutan adik-adik mahasiswa ini secepatnya akan kami tindaklanjuti,” tegas ARS di depan massa aksi.

Merasa tidak puas, massa aksi meminta agar seluruh jajaran anggota DPRD dari semua Fraksi secara bersama-sama melakukan diskusi di dalam gedung DPRD.

Atas permintaan tersebut, ARS lalu meminta kepada massa aksi agar berkumpul di Lantai II Gedung DPRD untuk membahas tuntutan massa aksi.

“Kita kumpul saja di Lantai dua, nanti di atas kita bahas,” pinta ARS.

Selang beberapa jam kemudian, massa aksi kembali melakukan aksi bakar ban. Hal tersebut dipicu oleh anggota DPRD dari Fraksi PDIP yang enggan menemui massa aksi untuk diskusi.

Salah seorang orator dalam aksi tersebut, Yasrin mengatakan, kekecewaan massa dikarenakan tidak ada keterwakilan dari Fraksi PDIP untuk membahas tuntutan yang disampaikan para pendemo.

“Kami sangat kecewa, tidak ada keterwakilan dari Fraksi PDIP,” kata Yasrin.

Dari amatan wartawan mediakendari.com, kekecewaan tersebut juga merembet pada penyegelan Kantor DPRD Sultra oleh massa aksi, yang kemudian terjadi aksi saling dorong dan antara massa aksi dengan pihak kepolisian yang berjaga.

Akibat aksi saling dorong tersebut, bentrok pun tak terelakkan. Salah satu massa aksi yang diketahui bernama Rahman mendapatkan tindak kekerasan hingga mulutnya berdarah.

Saat ditanya, Rahman mengaku ditendang dan dipukuli oleh orang yang tak ia kenali.

“Tadi saya lari, tapi ditangkap. Orang yang tangkap saya itu saya tidak kenal. Terus, saya dipukul. Ditendang juga,” ujarnya.(b)


Reporter: Iswanto

You cannot copy content of this page