Pemerintahan

Jabatan Wakil Kerap Dianggap “Ban Serep”, Ini Kata Prof Usman Rianse

1156
×

Jabatan Wakil Kerap Dianggap “Ban Serep”, Ini Kata Prof Usman Rianse

Sebarkan artikel ini
Prof Usman Rianse

KENDARI, Mediakendari.com – Profesor Usman Rianse punya pandangan tersendiri terhadap jabatan Wakil Kepala Daerah yang kerap dianggap sebagai “ban serep”.

Rektor Universitas Karya Persada Muna UKPM (UKPM), Sulawesi Tenggara (sultra) itu menerangkan, jika posisi wakil alias 02 bukanlah sesuatu yang rendah dan tak punya kelas manfaat bagi masyarakat maupun daerah.

Menurutnya, pemegang kekuasaan kedua justru sebagai pelengkap sempurnanya atas kekurangan yang dimiliki 01. Ibarat kendaraan, pengendara tak akan berani berkendara jika tak memiliki ban serep.

“Jabatan wakil sering dianggap sebagai “ban serep”. Padalah hakekat ban serep atau cadangan adalah pemberi energi bagi ban aslinya untuk berlari kencang tanpa keraguan,” ujar Usman kepada media ini, Senin (10/4).

Mantan Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) periode 2008-2016 itu bilang, hakekat “ban serep” memang tak jauh beda halnya dengan posisi wakil. Hanya saja, kadang pemaknaannya keliru ditafsirkan.

“Wakil adalah posisi yang mampu memberi dorongan positif bagi lajunya program pembangunan sesuai visi-misi yang telah digagas bersama. Jadi, peran wakil itu sesungguhnya sebagai spirit yang mampu menyempurnakan,” imbuhnya.

Saat ini, UR telah menyatakan sikap untuk siap dipinang menjadi calon Wakil Gubernur Sultra dalam pemilihan kepala daerah yang bakal diselenggarakan pada 27 November 2024 mendatang.

Suami dari Hj Wa Kuasa Baka itu tak begitu tertarik mengejar kursi 01 di Bumi Anoa. Ia lebih siap dipinang dan merasa percaya diri jika dicalonkan sebagai wakil.

Niatnya tak lain hanya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah. Dirinya punya gagasan yang aping untuk menciptakan Sultra yang mandiri, aman, nyaman riang dan sejahtera.

“Semoga apa yang kita cita-citakan bersama demi rakyat dan daerah bisa terwujud atas kehendak Tuhan yang maha kuasa. UR Untuk Rakyat,” cetus pria kelahiran 1962 asal Kabupaten Muna itu.

You cannot copy content of this page