KENDARI – Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Devisi Regional (Divre) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Divre Sultra, Kusmiawan SP mengungkapkan, dalam menjaga stabilisasi harga pangan, pihaknya mengucurkan 20 ton beras medium sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Dia mengatakan, kali ini pihaknya melakukan kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan beras medium yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Katanya, hari ini dilakukan sebanyak 198 pasar di Indonesia dilakukan stabilisasi harga pangan.
“Untuk Kota Kendari ada tiga pasar yang dituju yakni pasar sentral Kota Kendari, Pasar Lapulu dan Pasar Pasah Mandonga. Namun, di daerah kepulauan juga dilakukan stabilisasi harga pangan untuk menekan harga jual ke masyarakat,” ujar Kusmiawan saat ditemui di Gudang Bulog Punggaloba Kendari, Selasa (04/09/2018).
Dia menuturkan, selama Agustus 2018 ini, pihaknya sudah menggelontorkan sebanyak 4100 ton beras medium di Sultra. Hal tersebut dilakukan, kata dia, dikarenakan masih ada harga diatas HET.
Katanya, Bulog Sultra menggandeng mitra kerja perum Bulog untuk peluncuran beras medium dalam rangka stabilitas harga. Pihaknya selalu menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
“Kami melibatkan mitra kerja Bulog dalam rangka stabilitas pangan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, Bulog bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas pangan, selalu kerjasama secara intens agar menekan harga dipasar tradisional. Distributor Bulog juga berkewajiban membantu harga ditingkat konsumen sesuai harga yang ditetapkan pemerintah.
“Jika distributor menjual diatas HET, maka kita juga bisa mengambil tindakan, kami akan menekan distributor, agar menjual diangka HET yakni Rp9.450. Jika tidak, maka akan dicabut izin distributornya,” ujarnya.
Dia menambahkan, pengglontoran beras medium akan dilakukan sampai Desember 2018. Pihaknya juga mengikutkan minyak dan gula yang dijual sesuai HET.
“Kami kucurkan beras medium dengan kualitas yang bagus dan harganya yang murah namun pelaksanaan di lapangan ada saja beberapa kendala termasuk dari hasil survei BPS Sultra, kenyataannya harga belum betul-betul turun ada beberapa yang masih menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET),” pungkasnya.(a)
Reporter: Waty