Reporter: Febi Purnasari / Editor: La Ode Adnan Irham
KENDARI – Selama 2020, jumlah kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Kendari, jauh lebih banyak dari kasus Covid-19. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari menyebut ada 267 kasus yang terjadi sejak Januari hingga April.
“Dan lima meninggal,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum ketika ditemui, Jumat 17 April 2020.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan rumah masing-masing agar tidak terkena DBD. Apalagi di musim penghujan saat ini, biasanya kasus meningkat.
Selain itu, Rahminingrum juga mengatakan, dalam rangka penanggulangan wabah Covid-19 yang terjadi saat ini, seluruh masyarakat dihimbau untuk tetap di rumah.
Untuk antisipasi yang telah dilakukan, Rahminingrum mengatakan, di Puskesmas sudah dikeluarkan edaran untuk kegiatan-kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang lebih dititikberatkan atau lebih difokuskan ke wabah penyakit Covid-19 dan DBD.
“Saat ini kan lagi adanya Corona, daripada tinggal di rumah tidak ada yang dibikin, lebih baik bersihkanlah lingkungan rumahnya agar tidak ada nyamuk. Bagaimana supaya tidak ada nyamuk, yah jangan pelihara jentik, bagaimana supaya tidak ada jentik yah itu tadi jaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.
Selain itu juga, Rahminingrum mengatakan, jika ada kasus DBD, masyarakat dipersilahkan untuk melapor ke puskesmas atau langsung ke Dinkes untuk nantinya dilakukan pengecekkan.
“Jika memang hasil penyelidikan epidemiologi itu benar adanya dan layak untuk difogging, maka akan dilakukan fogging, dan juga dari sisi kuratifnya (penyembuhan) jika betul-betul ada kasus, kita sudah mempersiapkannya seperti ketersediaan obat, cairan, dan lain-lain,” katanya.
Selanjutnya, Rahminingrum mengatakan, masyarakat saat ini masih mengharapkan fogging. Padahal penggunaannya tidak efektif dan efisien dan dapat mencemari lingkungan.
“Jadi pencegahan yang paling efektif dan efisien hingga saat ini adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam berdarah Dangue (PSN DBD),” tutupnya. (A)