KendariMETRO KOTANEWSSULTRA

Kelola Sampah, Wali Kota Kendari Bakal Adaptasi Konsep Kota Kinabalu Malaysia

946
Wali Kota Kendari, Sulkarnin Kadir (kedua dari kiri) saat mengikuti kegiatan Green Cities Forum di Penang Malaysia. Senin, 13/1/2020 Foto : ist

Reporter : Taswin Tahang
Editor: Kang Upi

KENDARI – Wali Kota Kendari, Sulkarnin Kadir bakal mengadaptasi konsep dan tata pengelolaan sampah yang ada di Kota Kinabalu, Malaysia. Pengelolaan sampah di Kinabalu sendiri sudah dinyatakan sebagai percontohan tingkat Asia.

“Insya Allah konsep ini akan kami adaptasi di Kota Kendari dengan beberapa penyesuaian untuk kondisi Kota Kendari,” kata Sulkarnain dalam rilisnya kepada MEDIAKENDARI.com.

Rencana penerapkan konsep ini sendiri ditegaskan Wali Kota Kendari, Sulkarnin Kadir bersamaan dengan keikutsertaanya pada 3rd Green Cities Forum (GCF) mulai 13 – 14 Januari 2020 di George Town, Penang, Malaysia.

Kegiatan yang digelar dibawah kerangka inisiatif kota hijau pada kerjasama sub regional BIMP-EAGA dan IMT-GT ini mengangkat tema ‘sustainable urban development framework, sustainable urban development of coastal cities’.

GCF tahun 2020 ini diselenggarakan ADB bekerjasama dengan Penang Institute, dan merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan sejak dimulai tahun 2014 lalu, untuk memberikan manfaat nyata bagi kota yang berpartisipasi.

Sulkarnin Kadir mengaku beruntung bisa mengikuti kegiatan tersebut, karena pembahasan dalam agenda ini juga masih memiliki hubungan dengan Kota Kendari khususnya dalam visi kota layak huni.

“Forum ini membahas tema yang sangat aktual dan futuristik yakni tentang masa depan dunia, bagaimana menjaga kelestarian dunia dengan fokus mewujudkan green City,” kata Sulkarnain.

Politisi PKS ini mengungkapkan, salah satu tema yang mengemuka dalam forum ini adalah penanganan sampah. Menurutnya, sampah di berbagai kota menjadi perhatian, karena diprediksi bisa menjadi masalah serius.

“Disadari betul bahwa penanganan sampah di berbagai kota dan daerah harus mendapat perhatian, karena diprediksi akan menjadi masalah serius jika tidak ditangani secara komprehensif,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, banyak gagasan dan terobosan yang dilakukan tidak hanya pemerintah tetapi juga lembaga seperti NGO, serta stakeholder pemerhati lingkungan dan beberapa diantaranya sangat menarik.

“Ini menarik karena kompatibel dengan kondisi Kota Kendari dan relatif tidak membutuhkan biaya yang besar dalam penerapannya, karena breakdown dari konsep 3R yang sudah lama kita kenal,” tambahnya.

Sulkarnin menyebut, konsep tersebut telah diterapkan di beberapa kota di dunia salah satunya Kota Kinabalu, Malaysia yang juga telah ditetapkan sebagai percontohan ADB dengan visi green city & smart city.

“Dengan mempertimbangkan kondisi lokal mereka menerjemahkan konsep tersebut dalam pendekatan pengurangan sampah, pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah tentu dengan berbagai pendekatan teknisnya,” ujarnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version