LASUSUA – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbang) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) Tahun 2018 ini akan melakukan Penelitian di beberapa desa di Kolut yang masuk dalam kawasan berpotensi pengembangan pariwisata berbasis Ekonomi Kerakyatan .
Sebelum penelitian, pihak Balitbang melakukan seminar pendahuluan, dengan bekerja sama tim peneliti Universitas Haluoleo (UHO) Universitas Nahdatul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusra) dan Universitas Sembilan Belas November (USN) Kolaka, sebagai tim ahli pembanding.
Giat tersebut mengundang pula beberapa Camat dan Kepala Desa (Kades) yang telah memiliki destinasi pariwisata serta desa yang berpotensi menjadi area penelitian.
Ketua Tim Peneliti model pengembangan pariwisata, Prof Dr H Nasruddin Suyuti menjelaskan, pihaknya akan membuat semacam model pengembangan pariwisata yang dikunjungi di beberapa desa yang telah memiliki destinasi pariwisata dan desa belum memiliki destinasi tetapi banyak potensi pariwisata di dalamnya.
BACA JUGA: Pariwisata Sultra Masuk dalam Majalah Maskapai Citilink
“Kita mengambil beberapa desa sebagai sampel untuk dianalisis, bagaimana pengembangan objek pariwisata yang ada di desa itu, bagaimana juga melibatkan masyarakat yang ada, itulah yang disebut pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kerakyatan,” ungkapnya usai seminar, Senin (14/5/2018).
Menurut, Rektor Unusra ini, dalam pengembangan pariwisata di Kolut, tim peneliti dari beberapa Universitas di Sultra telah merumuskan sebuah model pengembangan pariwisata yang berbasis ekonomi kerakyatan
Sementara, Kepala BalitBang Kolut, Masmur mengungkapkan, tujuan dalam penelitian pengembangan periwisata di Kolut untuk mengetahui potensi sumber daya dan fasilitas pendukung pengembangan pariwisata yang berbasis ekonomi kerakyatan dan tersedianya data.
“Kita akan mencari desa untuk dikembangkan menjadi objek desa wisata. Sudah desa yang dikembangkan wisatanya termasuk wisata danau biru, pasir putih dan pulau bintang, sekarang yang kita cari desa yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata,” jelasnya.