Kendari

Kemenag Sultra Perkuat Kompetensi Penceramah Agama

687
×

Kemenag Sultra Perkuat Kompetensi Penceramah Agama

Sebarkan artikel ini
Kemenag Sultra
Nampak Kakanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad (Paling Tengah) dalam pembukaan kegiatan Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama Sultra. Foto: MEDIAKENDARI.com

Reporter : Ferito Julyadi

KENDARI – Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus meningkatkan kualitas para penceramah agama.

Peningkatan tersebut salah satunya dilakukan melalui bimbingan teknik (Bintek) penguatan kompetensi penceramah agama, yang digelar Minggu 18 Oktober 2020 di salah satu hotel di Kota Kendari.

Bintek dilaksanakan serentak diseluruh Indonesia dalam dua gelombangnya disetiap daerah. Dimana setiap gelombang diikuti sebanyak seratus peserta, dan digelar selama tiga hari.

Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad menjelaskan, melalui kegiatan ini diharapkan para penceramah agama dapat meneguhkan kehidupan keagamaan yang harmonis pada masyarakat.

“Tujuan kegiatan ini bagaimana penceramah dapat meneguhkan kehidupan keagamaan, kebangsaan dan kemanusiaan yang harmonis dalam bingkai NKRI. Sekaligus mewujudkan Sultra sebagai provinsi yang aman, maju, sejahtera, bermartabat sesuai dengan visi pemprov Sultra,” kata Fesal Musaad.

Menurutnya, dalam bintek peserta akan menerima materi tentang moderasi beragama atau pengurangan keekstreman dalam relasi, agama, negara, wawasan kebangsaan, dan NKRI.

Sementara itu, untuk pemateri menghadirkan dari Polda, Badan Intelejen Negara Daerah, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sultra.

Mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini, Ketua MUI Sultra, KH. Mursyidin menuturkan, melalui bintek diharapkan persepsi masyarakat tentang agama bisa sama.

“Dari Bimtek ini, kami harapkan materi yang diberikan dapat diaplikasikan kepada masyarakat sehingga adanya kesamaan persepsi dalam beragama,” terangnya.

Untuk itu, dirinya mengharapkan, dampak kegiatan ini dapat mendorong terciptanya Islam Wasathiyah, yakni pemahaman Islam yang ditengah, bukan ke kiri maupun ke kanan.

“Bagi para penceramah pun usai kegiatan ini semoga mereka disenangi oleh masyarakat saat menyiarkan ajaran agama,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page