EKONOMI & BISNISFEATUREDHEADLINE NEWSKULINER

Kenaikan Harga Bahan Pangan Akibat Curah Hujan Picu Inflasi di Sultra

647

KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat telah terjadi Inflasi sebesar 0,28 persen pada November 2018 di Sultra. Inflasi tersebut diduga, dipicu naiknya harga pada kelompok bahan makanan dan sandang.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sultra, Minot Purwahono mengatakan Sultra mengalami peningkatan tekanan inflasi dengan capaian sebesar 0,32 persen secara bulanan (mtm) dibandingkan dengan capaian inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,20 persen (mtm).

Dengan demikian inflasi Sultra secara tahunan (yoy) tercatat sebesar 2,98 persen (yoy), capaian tersebut lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,23 persen (yoy) dan berada pada target inflasi tahun 2018 yang sebesar 3,5 persen + 1 persen.

Secara spasial, inflasi di Sultra disebabkan adanya inflasi di Kota Kendari maupun Kota Baubau dengan capaian masing-masing sebesar 0,28 persen (mtm) dan 0,42 persen (mtm).

“Peningkatan tekanan inflasi yang terjadi pada periode tersebut terutama disebabkan adanya peningkatan tekanan inflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan dan sandang,” ungkapnya, Rabu (05/11/2018.

Diantaranya, bahan makanan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,79 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi pada periode sebelumnya yang sebesar 0,43 persen (mtm).

Lanjut Minot, peningkatan curah hujan secara signifikan pada sentra penghasil sayur-sayuran di Konawe Selatan dan Kota Kendari, menyebabkan terjadi penurunan produksi yang mendorong peningkatan harga pada beberapa jenis sayuran seperti kacang panjang dan terong panjang. Kedua komoditas ini diketahui mengalami inflasi masing-masing sebesar 9,20 persen (mtm) dan 4,51 persen (mtm).

Tak hanya pada komoditas sayuran, kondisi cuaca yang kurang kondusif juga berdampak terhadap peningkatan harga beberapa jenis ikan seperti ikan kembung yang mengalami inflasi sebesar 2,42 persen (mtm), ikan layang 0,63 persen (mtm), ikan cakalang 0,75 persen (mtm) dan ikan rambe 1,52 persen (mtm).

“Peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada komoditas beras yang disebabkan tingginya permintaan dari luar Sultra dan telah usainya masa panen di luar Sultra. Pada periode tersebut, beras tercatat mengalami inflasi sebesar 0,63 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 0,58 persen (mtm),” jelasnya.

Selain komoditas bahan makanan, inflasi periode  November 2018 juga didorong adanya peningkatan permintaan dan perubahan harga pada kelompok sandang seperti celana jeans panjang.

Namun demikian, peningkatan tekanan inflasi tersebut tertahan oleh penurunan tekanan inflasi yang terjadi pada 5 kelompok inflasi lainnya, yaitu kelompok makanan jadi, perumahan, kesehatan, pendidikan dan transportasi.

Menyikapi kondisi ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra bersama dengan TPID Kabupaten/Kota terus berkoordinasi untuk mencermati perkembangan harga di pasar khususnya harga komoditas bahan makanan menjelang akhir tahun. (a)

Reporter : Ruslan


You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version