KENDARI –Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Bimo Epyanto menyebut sektor transportasi dan jaringan menjadi penghambat wisatawan untuk datang ke Wakatobi.
“Misalnya jalur penerbangan ketika pergi ke Wakatobi penumpang full, namun pulangnya penumpang tidak ada. Sehingga hal ini menjadi faktor pemicu maskapai untuk memaksimalkan penerbangan dan ini hitung-hitungan bisnis juga,” jelas Bimo, Minggu 6 Desember 2021.
Hal lain juga dari sektor jaringan internet yang masih kurang optimal. Pengunjung yang datang ke Wakatobi kerap kali mengeluhkan koneksi jaringan internet yang kurang optimal dan hilang-hilang.
“Sehingga banyak wisatawan luar negeri yang mungkin punya niatan ke Wakatobi tetapi karena kendala tranportasi dan jaringan kerap kali mereka menggugurkan niat untuk berwisata ke Wakatobi,” ungkapnya.
Seperti momen Wakatobi wave ini, banyak wisatawan yang ingin hadir menyaksikan event tahun ini mereka gagal berangkat karena faktor menunggu di Bandara.
“Perbandingan waktu juga jadi pemicu turunnya minat wisatawan jika menempuh perjalanan menggunakan transportasi laut paling cepat 6 jam perjalanan dengan cuaca yang tidak menentu dibanding pesawat yang hanya memakan 40 menit perjalanan,” pungkasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa selama pandemi Covid-19, sektor transportasi dan penyediaan makanan dan minuman cukup terdampak negatif. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh data Dinas Pariwisata Wakatobi yang menyatakan kunjungan wisatawan mengalami kontraksi sebesar 88,91 persen (yoy) pada tahun 2020 dengan total kunjungan hanya 3.545 orang.
Penulis : Sardin.D