EKONOMI & BISNISKendari

Kerennya Buku Saku Esa Dari OJK Sultra, Yuk Simak Ulasannya

1265
×

Kerennya Buku Saku Esa Dari OJK Sultra, Yuk Simak Ulasannya

Sebarkan artikel ini
Tampilan depan Buku Saku Esa dari OJK Sultra. Foto: MEDIAKENDARI.com

Reporter : Ferito Julyadi

KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaunching buku saku edukasi keuangan berbasis agama, pada Selasa 15 Desember 2020.

Buku berjudul ‘Buku Saku Esa’ ini merupakan buah kerja bersama melibatkan para pemuka agama, dan tim OJK Sultra.

Kepala OJK Sultra sendiri, Mohammad Fredly Nasution menyebut, buku ini bisa dijadikan materi ceramah bagi pemuka agama.

“Bahkan buku saku ini bisa dijadikan referensi bagi pemuka agama untuk bahan kotbah atau ceramahnya,” terang Fredly saat launching Buku Saku Esa.

Penulisan Buku Saku Esa ini sendiri pimpin langsung Kepala OJK Sultra sendiri, Mohammad Fredly Nasution sebagai
Penanggungjawab.

Selain itu juga didukung Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sultra, Ridhony Marisson Hassudungan Hutasoit sebagai penulisnya.

Untuk para pemuka agama yang dilibatkan berasal dari Perwakilan Bimas Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Sultra serta para pemuka agama.

Meski hadir sebagai buku edukasi keuangan, tapi tampilan Buku Saku Esa jauh dari tampilan buku keuangan yang penuh pembahasan rumit dan serius.

Malahan, Buku Saku Esa setebal 43 halaman ini boleh dikata merupakan hukum yang bisa dibaca semua kalangan, bahkan anak-anak sekalipun karena bikin dilengkapi gambar yang keren.

Buku ini terdiri dari beberapa sub bagian, diantara Data dan Fakta, Apa Kata Dunia? Apa Fakta Ekonomi? Pengelolaan Keuangan Berbasis Agama, Simpulan Sederhana.

Selain itu, dilanjutkan dengan bab Belajar Prioritas, Cek Kesehatan Keuangan Yuk, Mengenal Jenis Produk Investasi, dan Waspada Investasi Ilegal.

Pada bab data & fakta, bagian ini memaparkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh OJK pada 2019.

Hasil survei tersebut menjukan indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.

Dari data itu disimpulkan terdapat GAP sebesar 38,16 persen yang menunjukan masih banyak masyarakat yang tidak paham dengan produk jasa keuangan yang digunakan.

Bagian ini juga memaparkan hasil riset ‘The Future of Money’ 2019 oleh Luno bekerja sama dengan Dalia Research, terungkap bahwa 69 persen generasi milenial di Indonesia tidak memiliki strategi investasi.

Selanjutnya di bab Apa Kata Dunia?, pada bagian ini, terdapat dua istilah yakni You Only Life Once (YOLO) artinya nikmati hidup saat ini tanpa perlu khawatir akan masa depan.

Kedua Fear Of Missing Out (FOMO) artinya sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita tren dan yang lainnya.

Dijelaskan juga apa itu inflasi dan apa dampak yang ditimbulkan bila suatu daerah mengalaminya. Dimana dijelaskan, inflasi membuat nilai uang semakin turun/rendah sehingga mengakibatkan harga aset/barang (Tanah, Bangunan dan lainnya) alami peningkatan.

Pada bab Pengelolaan Berbasis Agama, bagian ini menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan berbasis agama merupakan salah satu bentuk penerapan sila pertama Pancasila, yakni “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Dimana pada bagian ini menjelaskan pandangan agama ini bukan semata-mata pendapat pribadi para pemukanya, melainkan berdasar dari ayat atau isi dalam kita suci pada setiap agama.

Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha menyertakan pendapatnya dan cara mereka memandang harta seperti apa berdasarkan perkataan firman Tuhan dalam setiap kitab suci agama yang mereka anut.

Dari penjelasan setiap agama mengenai tata kelola keuangan yang baik, kita dapat dengan cepat menarik benang merahnya.

Semua pandangan agama atas harta dan cara mengelolanya sama, mengarah ke satu kata, yakni investasi dengan cara yang baik, jujur serta tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Hasil dari investasi pun dalam buku dijelaskan, bagiamana cara yang baik dan benar menggunakan hasil investasi kita sesuai dengan ajaran agama.

Untuk bab, Simpulan Sederhana, bagian ini menjelaskan, ternyata kelima agama secara sederhana mengajarkan kita dalam mengelola keuangan untuk, Catat bukan Ingat, Sisih bukan Sisa, Tumbuh bukan Timbun.

Tampilan dalam di salah satu halaman Buku Saku Esa. Foto: MEDIAKENDARI.com

Bab selanjutnya,yakni Belajar Prioritas, bagian ini dijelaskan ada yang namanya prinsip 10: 20: 30: 40. Maksudnya Dana Sosial 10 persen, Investasi dan Tabungan 20 persen, Utang Produktif 30 persen, Kebutuhan Sehari-hari 40 persen.

Rasio keuangan yang sehat tidak terpenuhi secara optimal tanpa memahami hal-hal yang menjadi prioritas untuk dipenuhi karena sifatnya kebutuhan. Oleh karena lahirlah prinsip-prinsip di atas.

Sementara itu, untuk bab Cek Kesehatan Keuangan Yuk!, pembaca diajak mengetahui keuangan kita sehat, harus dapat memastikan lima hal, yakni:
1. Total utang/Total penghasilan <30 persen
2. Pengeluaran perbulan minimal 300 persen
3. Investasi/Penghasilan bulan minimal 10 persen
4. Total biaya/Pendapatan bulanan maksimalkan 100 persen atau upayakan 80 persen.
5. Rasion dana cadangan minimal 600 persen dari total pengeluaran perbulan.

Untuk bab, Mengenal Jenis Produk Investasi, pada bagian ini kita diperkenalkan dengan produk-produk investasi, diantaranya Deposito, Tabungan, Obligasi Pemerintahan, Tabungan Emas, Saham dan masih banyka lagi.

Kita juga diberitahu bahwa ada dua hal yang perlu kita ketahui terkait produk investasi, yakni Risiko dan Manfaat (imbal hasil).

Kalau ada produk yang menawarkan imbal hasil tinggi dan berani kasih atau bonus atau hadiah berlebihan, perlu dicek legalistasnya.

Sedangkan pada bab, Waspada Investasi Ilegal, hal ini membuat membahas investasi bodong atau ilegal banyak bermunculan dan masyarakat tidak sedikit yang terjerat.

Bagian ini OJK menekankan agar tidak menjadi korban dari investasi ilegal ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni Lega dan Logis.

1. LEGAL, cek apakah produj atau entitas yang menawarkan produk tersebut terdafatar atau mendapat izin dari Otoritas terkait. Untuk produk jasa keuangan wajib terdaftar atau mendapat izin dari OJK.

2. LOGIS, jika tidak wajar atau iming-imingnya lebai maka lihat legalitasnya. Serta jaga hati dari sikap instan dan serakah.

Dari keseluruhan materi yang dibahas, buku ini wajib dibaca pelaku jasa keuangan dan pengguna layanan jasa keuangan.

Tidak hanya itu, bukunya ini juga cocok dibaca pelajar dan mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak tentang industri jasa keuangan dan investasi.

You cannot copy content of this page