KendariOLAHRAGA

Ketua Harian Sebut ARS Layak Pimpin PODSI Tiga Periode

770
×

Ketua Harian Sebut ARS Layak Pimpin PODSI Tiga Periode

Sebarkan artikel ini
PODSI Sultra
Ketua Bidang Prestasi PODSI Sultra, Juli (Kanan) dan Ketua Harian PODSI Sultra, Muh. Idham. (Foto : Rahmat R)

Reporter : Rahmat R.

KENDARI – Ketua Harian Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sulawesi Tenggara (Sultra) Muhammad Idam menegaskan, Abdurahman Shaleh (ARS) pantas melanjutkan kepemimpinannya di periode kedepan atau periode ketiga.

Hal tersebut disampaikan Idam untuk menepis keraguan sebagian pihak. Menurutnya, ARS layak memimpin kembali karena sukses membawa PODSI Sultra untuk bisa meraih medali emas di setiap ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

Mantan Ketua Bidang Perwasitan PODSI Sultra ini menjelaskan, sumbangan emas yang diraih atlet dayung tersebut merupakan bukti prestasi ARS.

“Kami ingin katakan soal prestasi ARS di PODSI pada PON 2012 di Riau memang hanya tiga emas. Tetapi ini masa transisi dengan ketua sebelumnya karena ini awal dia menjabat, ” katanya saat ditemui di Kendari, Sabtu 18 September 2020.

“Statistik tiga medali ini cukup masuk akal karena ada beberapa cabor di dayung yang dihapus sehingga kalau dibandingkan dengan PON Kaltim bedanya hanya dua medali. Kalau ini gagal, ini tidak masuk akal karena ARS hanya melanjutkan kepengurusan lama. Pada 2016 Jabar ada 5 medali ada kenaikan yang didapatkan oleh kepengurusan ARS, ” tukas Idam.

Senada dengan itu, Ketua Bidang prestasi PODSI Sultra, Juli mengatakan ARS diawal menjabat Ketua PODSI Sultra pada 2012 yakni PON Kaltim ada tiga emas yang dibawa pulang.

“Ada beberapa cabor yang selalu dijuarai Sultra dihilangkan. Jadi wajar kalau hanya dapat tiga,” kata pria yang akrab disapa Aco ini.

Ia melanjutkan, masalah lain pada PON 2012 adalah ada pembatasan usia. “Senior yang punya potensi tidak bisa turun. Padahal mereka bisa mendapatkan emas ini salah satu masalahnya, ” terangnya.

Diungkapkan nya, sebelum PON Kaltim 2012 Sultra selalu membawa pulang emas di atas lima, namum belum ada pembatasan usia dan belum ada cabor yang dihapus.

Juli menerangkan, pembibitan yang dilakukan mulai 2012-2016 tidak singkron, sehingga ada revitalisasi . Sedangkan untuk target tahun depan, mempertahankan lima emas di PON Papua tapi ada peluang menuju di atas lima.

“Harus ada training center untuk para atlit dayung setelah pendemi ini. Misalnya Desember 2020 sampai Oktober 2020 karena training membuat atlet semakin bagus, ” tukasnya.

You cannot copy content of this page