Reporter: Hasrun / Editor: Kang Upi
RUMBIA – Setelah menutup sekolah sejak April 2020, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana akhirnya membuka pembelajaran di sekolah mulai 1 September 2020.
Namun, kebijakan tersebut rupanya masih belum diterima seluruhnya oleh orang tua siswa, karena masih ada yang “melarang” anaknya bersekolah karena khawatir corona.
Hal itu seperti yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Bombana. Dari 430 siswa, satu siswa diantaranya tidak hadir di hari pertama masuk sekolah.
“Dari penjelasan orang tuanya, ia masih khawatir. Sehingga dia belum izinkan anaknya ke sekolah,” terang Kepala Sekolah MTSN 2 Bombana, Suadi, saat ditemui di sekolah, Selasa 1 September 2020.
Meski demikian, untuk siswa yang memilih belajar dari rumah, pihak sekolah tetap memberikan hak pengajaran melalui pembelajaran secara daring atau online.
Sedangkan untuk yang belajar di sekolah, kata Suadi, dilakukan dengan membagi siswa menjadi dua kelompok. Satu kelompok akan belajar hari ini dan kelompok kedua pada esok harinya.
Pihak sekolah juga mengurangi durasi pembelajaran di sekolah dari durasi biasanya. Dalam kondisi normal, siswa masuk pukul 07, 15 Wita pulang pukul 13.30.
“Sekarang siswa masuk pukul, 07.15 Wita, pulang 11.30 Wita. Jadi kalau 30 orang siswa satu kelas, kita bagi menjadi dua kelompok. Tadi sebelum masuk kelas, anak – anak sudah diukur suhu badannya,” ungkapnya.
Suadi juga menjelaskan, selain pemeriksaan suhu tubuh pihaknya juga menyediakan alat cuci tangan, hand zanitiser dan sabun di sekolah sebagai wujud menerapkan protokol pencegahan Covid – 19.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenang Bombana, Musaidah menuturkan bahwa MTSN 2 Bombana sudah menerapkan protokol pencegahan Covid – 19.
“Kita juga ada aplikasi EMIS untuk mengontrol kesiapan sarana dan prasarana sekolah dalam proses belajar tatap muka saat pandemi Covid,” kata Musaidah, ditemui usai memantau proses pembelajaran di MTSN 2 Bombana. (1/1)