NEWS

Kiat Dakwah yang Ramah di Internet

487
×

Kiat Dakwah yang Ramah di Internet

Sebarkan artikel ini

 

Redaksi

Barru – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 9 Juni 2021 di Barru, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet.”

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Nurul Hidayah selaku Ketua Komite Litbang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Andi Rezky Wahyu selaku konten kreator, Muhammad Tariq selaku pengajar sekaligus pegiat literasi Kabupaten Barru, dan Rian Fahardi selaku pegiat teknologi. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Erna Virnia selaku jurnalis. Episode kali ini diikuti oleh 181 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama, Nuril Hidayah, membawakan presentasi berjudul “Pemanfaatan Internet untuk Penyebaran Konten Positif Bagi Pemuka Agama.” Menurut Nuril, media digital memiliki kelebihan sebagai media dakwah, antara lain bisa menjangkau siapapun, dimanapun dan kapanpun. Selain itu, media digital membuat dakwah lebih interaktif, kreatif, dan bisa diulang-ulang. Ada beberapa aspek penting dalam dakwah digital yang positif, yaitu keilmuan, komunikasi, kecakapan digital, etika, budaya, dan keamanan. “Dengan kecakapan digital, pendakwah diharapkan mampu menggunakan media digital dengan baik untuk memengaruhi penerima dakwah dalam menjalankan kebaikan sesuai nilai-nilai keagamaan,” ujarnya.

Tampil sebagai narasumber kedua, Andi Rezky Wahyu, menyampaikan paparan bertajuk “Bijak di Kolom Komen.” Andi menjelaskan, bijak berkomentar artinya memberi pendapat, kritikan atau saran yang positif di kolom komentar media sosial. Sayangnya, kata Andi, banyak warganet yang lebih suka berkomentar negatif. “Kita prihatin karena hasil survei Microsoft belum lama ini menyebutkan tingkat kesopanan warganet Indonesia dinilai paling buruk se-Asia Tenggara. Oleh sebab itu, diperlukan literasi dan edukasi terus-menerus. Jangan sampai kita jadi bulan-bulanan di negara lain,” ucapnya.

Berlanjut ke pembicara ketiga, Muhammad Tariq, membagikan materi tentang “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital.” Tariq menjelaskan bahwa literasi berkaitan dengan kemampuan menulis, membaca, berhitung, dan berdiskusi. Adapun dakwah adalah menyampaikan seruan dan ajakan dalam kebaikan dan kebenaran. “Membaca, menulis, berhitung, dan berdiskusi bisa menopang dalam dakwah digital. Maka, agar dakwah digital kita berlangsung dengan baik, lakukan persiapan hal-hal tersebut agar konten dakwah semakin kaya,” tuturnya.

Rian Rahardi yang tampil sebagai pembicara pamungkas memaparkan tentang “Tips dan Pentingnya Internet Sehat.” Kata dia, internet sehat merupakan sebuah kampanye bagaimana menggunakan internet, media sosial, dan mengelola semua platform-nya secara aman. Agar dapat menggunakan internet dengan sehat dan aman, Rian memberikan sejumlah kiat. Pertama, tunjukkan perilaku yang baik di dunia maya. Kedua, periksa pengaturan akun dan kata sandi. Ketiga, tidak sembarang menerima permintaan pertemanan. Keempat, jangan menyebarkan rumor dan berita bohong. “Pikirkan dahulu sebelum mengunggah atau mengirim sesuatu. Lakukan verifikasi berita sebelum dibagikan,” pesannya.

You cannot copy content of this page