NEWS

Kisah Bhabinkamtibmas di Bombana Lewati Dua Tanjakan Menuju Desa Binaan

1220
×

Kisah Bhabinkamtibmas di Bombana Lewati Dua Tanjakan Menuju Desa Binaan

Sebarkan artikel ini
tampak Bripka Yusuf Hadi (Foto: Hasrun/Mediakendari.com)

Reporter : Hasrun
Editor: Sardin.D

BOMBANA – Bripka Yusuf Hadi (36) Bhayangkara Pembina Keamanan dan Keteriban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Kecamatan Mataoleo, Kabupaten Bombana harus melewati dua tanjakan tinggi di gunung menuju desa binaanya.

Yusuf Hadi adalah anggota Polsek Rumbia. Ia ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Hambawa, Laloa dan Desa Pomontoro, Kecamatan Mataoleo sejak tahun 2024 silam. Tahun 2006 ia bertugas di Polres Konawe tahun 2007 ia bertugas di Polsek Rumbia wilayah Polres Bombana.

Jarak yang harus ia tempuh dari kantor menuju desa binaanya kurang lebih 30 kilo meter. Lewati dua kecamatan, Rumbia Tengah dan Mataoleo. Setiap hari Yusuf memakai motor bebek mengunjungi desa binaanya. Ia tinggal di Kasipute, kadang juga tinggal di desa binaanya di rumah Bhabinkamtibmas yang dibuat oleh warganya.

Bintara Polri lulusan tahun 2005 ini sangat dekat dengan warga binaanya. Setiap hari ia berbaur dengan mereka untuk menjaga ketertiban masyarakat di wilayah kerjanya.

Baca Juga: Odol Sultra Resmi Digelar, Ratusan Mobil Angkutan Ditindak

Siang itu, cuaca panas, sesekali angin segar meniup, Selasa 14 September 2021, di samping kantor desa, Yusuf bercerita, suatu ketika awal ia bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di desa binaanya, ia pernah terjatuh dari motor di tanjakan Pomontoro. Waktu itu jalan itu belum di rigit beton, kondisi hujan, bikin jalan itu sangat licin dan berlumpur.

“Saya dari 2014 mulai aktif dengan warga sini. Kalau panas matahari jelas debu yang kita dapat di jalan. Kalau musim hujan, yah lumpur kita dapat,” kata Bripka Yusuf sambil tersenyum.

“Saya tidak bisami hitung jatuhnya. Dulu saya lewat di tanjakan Pomontoro, kondisi licin karna hujan saya tasosor jatuh. Dulu saya masih pake motor Supra. Seperti ada yang dorong,” sambungnya dia.

Selain itu disamping kantor Desa Laloa, juga ada Kapus PKM Mataoleo, Irham dan satu orang wartawan. Mereka duduk di rumput sambil bercerita metode untuk sukseskan pekan vaksinasi Covid – 19.

Yusuf bilang, selama ia bertugas di sana sangat dekat dengan masyarakat. Dekat dengan mereka, lebih mudah untuk diberi pemahaman soal pentingnya menjaga ketertiban dan soal pentingnya vaksinasi.

“Kalau kita turun langsung dan dekat dengan mereka. Cepat mereka respon kalau ada pemberitahuan. Apalagi mereka sudah anggap kita kayak keluarga. Makanya kalau kita yang sampaikan cepat mereka dengar,” ujarnya.

Baca Juga: Cara Bank Sultra Pulihkan Ekonomi

Ia sering menemui warganya di kebun, bale – bale, di rumah – rumah bahkan di dapur untuk sampaikan informasi Kamtibmas dan vaksin. Dengan begitu, masyarakat binaanya tidak lagi takut sama petugas karena sudah dianggap keluarga.

“Soal vaksin, kita kasi tau untuk kesehatan kita juga. Kita juga sampaikan tidak akan langsung divaksin. Kan ada yang layak atau tidak. Sekaligus mereka juga tau juga apa penyakitnya kalau sudah diperiksa sama dokternya,” ujarnya.

Jam menunjukkan pukul, 11. 30, sebelum menuju tempat beristirahat, Kapus PKM Irham menerangkan kendala dalam vaksinasi karena masih banyak juga warga yang belum paham dengan vaksinasi.

Sehingga semua steakholder memang harus terlibat aktif. Tidak bisa bekerja sendiri – sendiri untuk menyukseskan vaksinasi.

“Alhamdulillah Bhabinkamtibmas dan Baninsa disini kompak. Terus sosialisasi pentingnya vaksinasi. Kemarin kita bertiga yang ada di tempat vaksinasi,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page