KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Komisi III DPRD Kota Kendari meninjau langsung lokasi pembuatan BTN karena di Jalan Chairil Anwar, Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu terjadi banjir.
Ketua komisi III DPRD Kota Kendari, La Ode Muhammad Rajab Jinik mengatakan ketika ditinjau memang terdapat masalah serius yang terjadi disebabkan ada sarana yang belum dibangun. Sebagai solusi, pihaknya bersepakat dengan pihak pengembang dan masyarakat terdampak sehingga tidak akan terjadi lagi masalah banjir di kemudian hari.
“Karena ketakutan kita kalau ini kita selesaikan, karena melihat kondisi tanah ini seperti loyang. Jadi posisinya itu memang diselesaikan secara langsung. Makanya kita carikan solusi untuk menyelesaikan secara keseluruhan, jangan satu-satu,” ungkap Rajab Jinik, saat meninjau lokasi yang kerap banjir itu, Jum’at (19/05/2023).
Dia melanjutkan pihaknya mengarahkan kepada kelurahan untuk membuat berita acara untuk kemudian diteruskan ke DPRD Kota Kendari, perumahan, DLHK, dan PUPR termasuk PTSP yang telah mengeluarkan izin.
“Kalau tidak dijalan kita akan lakukan rdp untuk membuka semuanya apa yang menjadi hak dan tanggung jawab. Dan ini menjadi persoalan yang kita temukan dilapangan terkait dengan izin BTN yang ada di Kota Kendari itu harus diperketat,” jelasnya.
Pihaknya juga akan melakukan rapat kerja bersama pihak perumahan, PUPR, dan PTSP untuk memperketat semua izin dan menyesuaikan semu prosedur baik itu perda, maupun undang-undang terkait izin pembangunan BTN.
“Kita akan tunggu kesepakatan yang dibuat oleh pihak BTN dengan masyarakat terdampak yang nantinya akan ad berita acara. Apa yang akan diberikan, dikompensasi dibuatkan rumah atau apa semuanya akan ada dalam berita acara yang nantinya akan kita terima juga. Yang jelas sudah ada solusi hari ini,” ungkapnya.
“Kesepakatannya mereka bahwa pemilik rumah disediakan BTN dulu untuk menginap sementara dan ini ditimbun kemudian dibuatkan rumah oleh pihak BTN dan tidak akan ada lagi banjir di kemudian hari karna akan dilakukan penimbunan,” pungkasnya.
Sementara itu, Mariani yang merupakan masyarakat terdampak mengatakan kejadian banjir ini telah berlangsung selama empat bulan dengan banyak kerugian.
“Habis televisi sama kulkas rusak. Tergenang sejak 4 bukan dan masuk air dalam rumah sudah enam kali. Air naik sampai betis masuk kedalam,” katanya.
Ditempat yang sama, Sekcam Puuwatu, Tajwid menambahkan kedua belah pihak telah bersepakat nantinya akan dituangkan dalam kesepakatan bersama.
“Supaya tidak terdampak tadi pengembang sudah mau membangunkan ulang. Jadi saya bertugas untuk mengawasi agar kedua belah pihak menghormati kesepakatan-kesepakatannya,” katanya.
Menurutnya, kesepakatan akan mengikat kedua belah pihak baik pihak afika selaku pengembang dan masyarakat terdampak.
Reporter: Dila Aidzin