KENDARIMETRO KOTAPEMPROVWISATA

Kunjungan Wisatawan ke Wakatobi Meningkat, Wisata Bawah Laut Tomia Jadi Daya Tarik Utama


24
Kabupaten Wakatobi, yang terkenal secara global dengan keindahan bawah lautnya, kembali menjadi primadona bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.

KENDARI, MEDIAKEDARI.com – Pariwisata Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menunjukkan tren positif seiring meningkatnya minat wisatawan terhadap destinasi bahari.

Kabupaten Wakatobi, yang terkenal secara global dengan keindahan bawah lautnya, kembali menjadi primadona bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Perairannya yang jernih, terumbu karang yang masih terjaga, serta keragaman biota laut menjadikan wilayah ini sebagai magnet bagi para pecinta snorkeling dan diving dari berbagai negara.

Menurut data Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, perjalanan wisatawan nusantara sejak Januari hingga September 2025 telah mencapai lebih dari 9,8 juta orang, meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, jumlah wisatawan mancanegara pada 2025 diprediksi tumbuh sekitar 20 persen dari tahun 2024 yang berjumlah 3.225 kunjungan.

Peningkatan ini sebagian besar disumbang oleh wisatawan yang memilih Wakatobi sebagai destinasi utama, terutama Pulau Tomia yang kini menjadi ikon wisata bawah laut Indonesia.

Tomia Jadi Magnet Baru Wisata Bawah Laut
Pulau Tomia, salah satu dari empat pulau besar di Wakatobi, kembali mendominasi sebagai spot favorit penyelam. Lokasi-lokasi seperti Mari Mabuk Reef, Roma Reef, Cornucopia, hingga Teluk Onemay, menjadi titik selam yang paling sering dipromosikan oleh operator wisata baik lokal maupun internasional.

Ciri khas terumbu karangnya yang berlapis-lapis, ribuan spesies ikan, hingga dinding karang (wall diving) menjadikan Tomia sebagai destinasi kelas dunia.

Instruktur selam dari Wakatobi Dive Community, Rahmat Laksana, mengungkapkan bahwa wisatawan kini tidak hanya datang untuk menikmati bawah laut, tetapi juga untuk belajar diving dan mengambil sertifikasi internasional.

“Setiap bulan ada peningkatan peserta yang mengambil lisensi selam dasar hingga advanced. Banyak dari mereka datang karena melihat promosi Wakatobi di media sosial dan dokumenter internasional,” ujarnya.

Didukung Infrastruktur Pariwisata yang Meningkat
Pemerintah Kabupaten Wakatobi dan Pemerintah Provinsi Sultra terus memperkuat sektor pariwisata dengan berbagai peningkatan fasilitas. Pada 2025, beberapa infrastruktur strategis telah dibenahi, mulai dari akses dermaga kapal cepat, perbaikan jalan menuju titik wisata, hingga perluasan jaringan telekomunikasi di area pulau-pulau kecil.

Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Harli Tombili, menyebutkan bahwa peningkatan kunjungan ini bukan hanya dampak promosi, tetapi juga hasil program penguatan destinasi dan SDM.
“Kami melakukan pelatihan pemandu wisata, memperbaiki amenitas, dan memperkuat kolaborasi dengan komunitas lokal. Ini bagian dari mendorong pariwisata berkelanjutan agar ekosistem tetap terjaga,” jelasnya.

Promosi Digital Dorong Popularitas Wakatobi
Tren wisata bahari global ikut mendorong popularitas Wakatobi. Beberapa influencer internasional hingga fotografer bawah laut ternama turut membagikan konten eksplorasi mereka. Foto-foto spot seperti Roma Reef, Blue Hole, atau Pantai Hondue, mendapatkan jutaan tayangan di platform digital.

Selain itu, penyelenggaraan acara seperti Wakatobi Wave Festival, Tomia Triathlon, hingga Festival Bajo memberi dampak signifikan terhadap eksposur destinasi. Pemerintah daerah juga mendorong kolaborasi dengan maskapai untuk membuka rute tambahan ke Wakatobi.

Ekonomi Lokal Ikut Terdongkrak
Peningkatan kunjungan wisata berdampak positif bagi pelaku usaha lokal. Homestay, penyedia transportasi laut, penyewa alat selam, hingga UMKM kerajinan khas Bajo merasakan kenaikan pendapatan sejak awal 2025.

Salah satu pelaku UMKM di Tomia, Suharti, mengaku mengalami peningkatan penjualan suvenir hingga 40 persen.

“Saat musim liburan dan ada kapal wisata yang masuk, omset bisa naik dua kali lipat. Wisatawan banyak mencari tenunan, gelang kerang, dan produk lokal lain,” ungkapnya.

Konservasi Tetap Jadi Prioritas
Meski kunjungan meningkat, pemerintah daerah bersama komunitas penyelam tetap menekankan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang.

Program seperti reef monitoring, pembersihan laut, dan edukasi wisata berkelanjutan rutin dilakukan. Wakatobi Marine National Park juga memperketat pengawasan terhadap aktivitas yang berpotensi merusak ekosistem.

Harapan Wakatobi sebagai Pusat Wisata Bahari Dunia
Dengan potensi besar yang dimiliki, Wakatobi terus menargetkan diri sebagai salah satu pusat wisata bahari terbaik di Asia Tenggara. Pemerintah berharap peningkatan kunjungan wisata pada 2025 mampu mendorong kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah secara signifikan.

“Wakatobi adalah aset dunia. Dengan pengelolaan yang tepat, destinasi ini bisa menjadi kebanggaan Indonesia di mata internasional,” tutup Belli Harli.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version