Reporter : Rahmat R.
Editor : Kang Upi
KENDARI – Gubernur Sultra Ali Mazi membahas peristiwa kematian Ikan Paus di Wakatobi, yang sempat viral dan menjadi isu internasional pada November 2018 lalu. Kematian mamalia laut ini menjadi keprihatinannya, khususnya terkait sampah yang diduga menjadi penyebab.
Diungkapkan Ali Mazi saat melaunching Eco Office atau Kantor Peduli Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (26/02/2019), Ia mengulas peristiwa ini untuk menjadi perhatian semua pihak.
“Masalah sampah ini sangat luar biasa, ketika Ikan Paus mati di Wakatobi dengan tumpukan sampah di perutnya. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ungkapnya.
Politisi Nasdem ini menekankan, bahwa masalah penanganan sampah harus dimulai dari diri pribadi, agar bisa berdampak pada lingkungan yang lain.
“Inilah pentingnya kita launching Eco Office agar semua OPD wajib bersih di kantornya, minimal di halaman kantor,” tegasnya.
Ia juga menyambut baik dan mengapresiasi agenda launching Eco Office, yang digelar bersamaan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2019, serta peresmian Kantor BLH.
Dikesempatan yang sama, Kepala BLH Sultra Haku Wahab mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan buku saku Eco Office sebagai pedoman para pegawai, untuk menjadi pribadi sekaligus pemerhati lingkungan hidup.
Menurutnya, buku saku tentang Eco Office tersebut merupakan ide Gubernur Sultra, sebagai bahan pengetahuan tentang Eco Office dan fungsinya.
“Program ini ikut menyukseskan program Sultra Emas, pada poin Sultra Produktif dan Sultra Sehat,” terangnya.
Ia juga mengaku prihatin dengan status Indonesia sebagai penyumbang sampah terbesar kedua di Dunia, setelah China. Ia juga berharap, masyarakat mengetahui hal ini agar bisa menjadi warga yang peduli sampah.
“Kami ingin sampaikan agar kita semua menjadi masyarakat peduli dengan lingkungan,” pungkasnya. (A)