NEWS

Lestarikan Sastra Lisan Tumburi’ou, KBST Latih Puluhan Guru di Bombana

890
×

Lestarikan Sastra Lisan Tumburi’ou, KBST Latih Puluhan Guru di Bombana

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Peserta Foto Bersama Kepala KBST Sultra dan Narasumber di Kegiatan Pelatihan Guru Master yang Digelar di Kabupaten Bombana

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM–Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (KBST) melaksanakan kegiatan pelestarian dan perlindungan bahasa Moronene melalui Pelatihan Guru Master guna Revitalisasi Sastra Lisan Tumburi’ou.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bombana ini diikuti oleh 18 orang peserta yang terdiri atas guru SD dan SMP yang ada di Kabupaten Bombana dan merupakan penutur jati bahasa Moronene.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bombana yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bombana, Anton Ferdinan.

“Terima kasih kami ucapkan kepada KBST yang sudah berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan ini, harapan kedepannya bisa terus bersinergi dan kolaborasi antara KBST dan pemkab Bombana, khususnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bombana” ucap Anton.

Dalam kesempatan ini juga, ia berpesan kepada guru peserta pelatihan untuk bersungguh-sungguh dan fokus dalam mengikuti kegiatan. “Kegiatan ini merupakan salah satu cara melindungi dan melestarikan bahasa daerah, bahasa Moronene,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa punahnya sebuah bahasa juga merupakan hilangnya sebuah peradaban. Jadi, pelestarian bahasa daerah merupakan penyelematan terhadap sebuah peradaban.

Dalam kegiatan ini, dihadirkan narasumber, antara lain, Jufri Masua dan Amir Halik, S.Pd. Keduanya merupakan tokoh adat dan pengurus Dewan Adat Moronene. Peserta yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan materi tentang sastra lisan Moronene, khususnya sastra lisan tumburi’ou.

Kegiatan pelatihan ini merupakan awal dari revitalisasi sastra lisan tumburi’ou. Selanjutnya, setelah pelatihan ini, guru peserta pelatihan dapat melakukan pengimbasan kepada siswa di sekolah masing-masing kemudian akan dilakukan monitor dan evaluasi oleh KBST.

Setelah pengimbasan, siswa yang diajar tumburi’ou akan melakukan pementasan sekitar bulan Juli, sehingga dapat memantik masyarakat untuk mengenal, melestarikan, dan melindungi bahasa dan budayanya.

Reporter: Nur Anisah

You cannot copy content of this page