Redaksi
KENDARI – Diera kebebasan informasi seperti saat ini, dibutuhkan literasi khusus untuk menyaring informasi yang diterima adalah benar atau bohong, atau yang dalam istilah terkini disebut hoaks.
Sebabnya, hoaks bisa membuat siapa saja salah mengartikan dan memahami informasi yang disampaikan, sehingga bisa berdampak pada kesalahan dalam pegambilan tindakan atau berperilaku.
Untuk gagasan itulah, ratusan mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Halu Oleo (UHO) belajar menangkal hoaks dengan memanfaatkan ‘tools’ google.
Pembelajaran ini dilakukan dalam workshop setengah hari tentang ‘Hoax Busting and Digital Hygiene’ yang dilaksanakan Prodi Jurnalistik, bersama Google News Initiative (GNI) dan AJI Indonesia, di Aula Alibas Yusuf, Gedung ADM, Senin (9/9/2019).
Hadir membawakan materi, dua trainer bersertifikat google yakni Rosnawanti Fikri Tahir dan Zainal Ishaq, yang memberikan penjabaran tentang sejumlah tools di mesin pencari yang akrab disapa ‘mbah google’ untuk menangkal hoaks.
Diantaranya seperti Google Reverse Image untuk mencari foto berdasarkan sumber yang tersedia di Internet, dan Google Map untuk menemukan lokasi tertentu yang ingin diverifikasi, dalam proses uji infomasi.
“Google sebenarnya sudah menyediakan sejumlah tools untuk membantu mengungkap kebenaran atas infomasi yang diragukan, yakni dengan melihat tanda tertentu pada informasi tersebut, atau foto, atau video, dan gunakan tools, maka bisa diketahui informasi itu benar atau tidak,” papar Inal.
Tidak hanya tools, mahasiswa juga diajarkan untuk bersikap arif dalam penggunaan media sosial, dan aktif membantu masyarakat untuk menangkal hoaks yang cukup massif menyebar melalui media sosial.
“Pembelajaran tentang tools ini penting khususnya untuk para mahasiswa, agar tidak terpapar hoaks, dan terlebih lagi tidak malah membantu penyebaran hoaks tersebut,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Prodi Jurnalistik UHO, Marsia Sumule bahwa dirinya mendukung proses pembelajaran tentang tatacara menangkan hoax khususnya bagi kalangan mahasiswa jurnalistik.
“Secara kelimuan, tools itu penting untuk dirinya sendiri, dan terlebih dengan status mahasiswa jurnalistik, workshop ini diharapkan bisa menambah softskill bagi para mahasiswa untuk menjadi jurnalis yang berkualitas dan melek hoaks,” kata Marsia.
Baca Juga:
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
- Nekat Bawa Sabu Seberat 104.25 Gram dengan Upah Rp 2 Juta, Pria di Muna Ditangkap Polisi
- Pemda Koltim Gelar Sayembara Logo HUT ke 12 Tahun
- Kapolri Apresiasi Peluncuran 2 Buku Antikorupsi di Harkordia
Marsia juga berharap, para mahasiswa yang nantinya akan kembali kemasyarakat bisa menjadi agen perubahan di masyarakat dengan membantu untuk menyebarkan dan mengajarkan bagaimana menyaring infomasi.
“Ini edikasi awal bagi mahasiswa sehingga nantinya mereka bisa membagi pengetahuan itu kepada orang lain tentang infomasi yang benar dan salah,” pungkasnya.
Dikesempatan yang sama, Wakil Dekan I Bidang Akademik FISIP UHO, Dr. Muhammad Zein Abdullah yang hadir untuk membuka kegiatan mengungkapkan, dirinya mendukung kegiatan ini karena bisa berdampak positif khususnya dalam menangkal hoax.
“Hoaks saat ini menjadi momok di masyarakat kita, karena hoaks bisa menyebar dengan mudah melalui banyak saluran dan mempengaruhi nalar berpikir masyarakat,” jelas Dr. Muhammad Zein Abdullah.