KendariMETRO KOTAPENDIDIKAN

Mahasiswa Jurnalistik UHO Wajib Bisa Ngaji Untuk Lulus, Inisiatornya Ternyata…..

1918
×

Mahasiswa Jurnalistik UHO Wajib Bisa Ngaji Untuk Lulus, Inisiatornya Ternyata…..

Sebarkan artikel ini
Ketua Jurusan Jurnalistik Universitas Halu Oleo, Marsia Sumule G
Ketua Jurusan Jurnalistik Universitas Halu Oleo, Marsia Sumule G

Reporter : Fahruq

Editor : Kang Upi

Kendari – Mampu membaca Al-Quran merupakan kewajiban setiap muslim. Kemampuan ini ditekankan khususnya pada generasi muda, yang tengah mengembangkan kualitas hidup.

Dengan kemampuan ini, diharapkan kitab suci Al-Quran tidak hanya dimaknai sebagai “bacaan” semata, tapi juga bagian dari gaya hidup dan wujud kekuatan spiritual generasi muda muslim.

Hal inilah nampaknya yang diharapkan ada dalam diri Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Universitas Halu Oleo (UHO), khususnya yang beragama Islam.

Pasalnya, bagi setiap mahasiswa yang hendak menjalani tahapan ujian baik proposal maupun skripsi diwajibkan mampu membaca Al-Quran secara baik.

Kewajiban ini sebagaimana tertuang dalam pengumuman resmi Jurusan Jurnalistik UHO, bahwa setiap mahasiswa yang hendak melaksanakan ujian wajib mengikuti Tes Baca Quran (TBQ).

TBQ ini berlaku untuk mahasiswa mulai semester 5, sebagai prasyarat ujian proposal dan skripsi. TBQ dilaksanakan di Mushola Ulul Albab FISIP UHO, dibawah pengawasan langsung Organisasi Mahasiswa Pecinta Mushola (MPM).

Untuk kebijakan ini, Ketua Jurusan (Kajur) Jurnalistik UHO Marsia Sumule mengungkapkan, hal itu merupakan inisiatifnya. Kebijakan ini bagian dari visi misi yang direncanakannya, sejak dirinya terpilih sebagai Kajur pada Juli 2018 lalu.

Baginya, meskipun dirinya beragama Kristen Katolik, namun itu bukan halangan untuk peduli dengan peningkatan kecerdasan spiritual mahasiswa muslim.

Ia sendiri berharap, kebijakan ini dapat menghasilkan jurnalis yang memiliki kecerdasan komprehensif yaitu intelegensi, emosional dan spiritual.

“Seorang calon jurnalis tidak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga spiritual yang baik. Agar karyanya nanti bermanfaat dan bisa menginspirasi bagi orang yang membaca, melihat dan mendengarnya,” tegasnya.

Untuk kemampuan mengaji ini, lanjutnya, tidak hanya sebatas tes saja. Tetapi juga ada pembinaan khususnya untuk mahasiswa yang belum lolos tes.

“Bagi mahasiswa yang tidak bisa mengaji akan ada pembinaan sesuai tingkatan dan kemampuan. Sehingga bagi yang belum lulus tes, dapat mengulang dan memperbaiki bacaannya,” terangnya.

Kedepannya, kata Kajur yang selalu akrab dengan para mahasiswa ini, kebijakan serupa juga akan diwajibkan untuk mahasiswa non muslim, melalui pelibatan organisasi atau instansi pendidikan keagamaan di masing-masing agama.

“Semoga program ini berjalan dengan baik, ditanggapi positif oleh mahasiswa jurnalistik untuk menghasilkan kemampuan spiritual yang melengkapi kecerdasan intelegensi sehingga membuat mahasiswa jurnalistik jauh lebih baik, ketika lulus nanti,” pungkasnya.

Selain peningkatan kemampuan spiritual, Jurusan Jurnalistik UHO juga memiliki sejumlah program unggulan dalam hal pengembangan kreativitas mahasiswa.

Diantara program tersebut seperti pengembangan kreativitas berbasis film dan fotografi. Bahkan sejumlah karya film mahasiswa Jurnalistik UHO, telah diakui dan menjuarai festival di level nasional.(b)

You cannot copy content of this page