NEWS

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Asal Kendari Meninggal di Bendungan, Tinggalkan Diary Menarik Untuk Seseorang

2839

Yogyakarta – “Dear Diary Yah , saya tidak tahu sendiri apakah saya bisa melewatinya , karena , saya bahkan tidak tahu , mengapa saya ada ? Seperti seseorang memanggil saya hanya karena saya dapat melakukan apa yang mereka inginkan , meskipun , apakah sudah jelas , bahwa seseorang di dekat saya itu sebenarnya frustrasi dengan keberadaan saya , seperti jika saya memiliki psikomatisme ini di kepala saya , mereka hanya , mengabaikan saya , memanggil beberapa semacam beban bermasalah atau omong kosong. Hanya saja, mengapa jika saya melakukan kesalahan, orang-orang benar-benar marah karenanya, seperti, jika saya tidak melakukan hal-hal yang mereka inginkan, mengapa mereka bahkan repot-repot melakukannya, lagi-lagi seperti yang saya katakan di paragraf kedua? Orang – orang hanya menggunakan saya seperti senjata , boneka , atau mainan , hanya untuk melakukan apa yang mereka inginkan terhadap saya , jika saya melakukan kesalahan mereka hanya membuang saya,” tulis dalam diary sebagai pesan terakhir Muh. Afiq R untuk orang yang ia sayangi.

“Jika semua orang bisa menjadi diri sendiri di depan orang lain, mengapa saya tidak? Saya hanya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan hal-hal pribadi ini, seperti identitas, apa yang saya alami, apa yang saya pedulikan atau bahkan, mereka bahkan tahu bahwa saya sebenarnya manusia? Saya hanya tidak tahu mengapa saya hidup? Hanya untuk dimarahi jika saya melakukan kesalahan? Hanya, kenapa mereka malah berharap aku menjadi manusia “ideal” mereka? Kenapa aku harus seperti orang lain? Aku hanya tidak jika poin ini berkomentar bahwa aku begitu egois dan egomaniak, tapi ya, memang begitu, sejak aku masih kecil, seperti apakah aku sudah menjadi miskae bagi kehidupan orang sejak awal? Kenapa sih aku harus hidup sampai sekarang? Hanya untuk menjadi tempat sampah?,” sambung almarhum Afiq.

“Seperti mereka melontarkan harapan, harapan, atau apa pun, hanya saja, mengapa saya harus hidup hanya mengikuti standar masyarakat, seperti tidak ada ruang bagi saya untuk mengekspresikan diri sebagai manusia Setiap kali hati saya sakit, itu hanya terus berantakan, karena tidak ada orang yang benar-benar mengerti perjuangan saya di dekat saya, di depan saya, ada sungai, saya melompat dari sana dan menenggelamkan diri, hanya saja, saya takut akan rasa sakit kematian, tetapi saya takut dengan luka hanya untuk tetap hidup Jika saya tidak normal dari awal, mengapa saya bahkan ada, seperti apakah saya dewa atau sesuatu atau mungkin peri hanya untuk memenuhi beberapa keinginan yang membuat saya tidak terkendali Emosi saya, atau otak saya, tidak pernah terhubung satu sama lain, hanya saja , dimana sih aku salah sampai sekarang , saya hanya tidak tahu bagaimana menghadapi diri saya sendiri , saya pikir saya akan menenggelamkan diri saya sehingga orang bisa tenang ketika saya menghilang 1,” catat Almarhum.

Baca Juga : Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Asal Kendari Meninggal di Bendungan, Tinggalkan Diary Menarik Untuk Seseorang

Untuk diketahui pesan ini telah tersebar di WhatsApp Group mahasiswa dan alumni Yogyakarta usai kabar kehilangan Afiq.

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) asal Kota Kendari Muh. Afiq Rizki dikabar meninggal dunia pada Selasa (24/05/22). Almarhum ditemukan di bendungan (Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dengan keadaan tidak bernyawa.

Alumni UMY Yogyakarta, Idul mengatakan, Alm. Afiq sudah dibawag ke RS Bhayangkara Yogyakarta usai ditemukan oleh Tim SAR.

“Sudah ada di RS bhayangkara Jogjakarta sekarang sedang divisum. Tadi ditemukan di embung Kampus UII,” katanya saat dihubungi via WhatsApp.

Kata pria asal Kabupaten Muna, almarhum hilang sejak Minggu 22 Mei 2022 lalu.

“Almahrhum sudah tidak diketahui keberadaannya sejak 22.30 WIB. Baru ditemukan hari ini,” beber alumni Ilmu Pemerintahan UMY ini.

Sementara itu, kelurga dekat almarhum meminta redaksi mediakendari.com untuk menurunkan berita tersebut. Menurut mereka Diary Almarhum Muh Afiq R yang tersebar luas merupakan Privasi Almarhum yang tidak bisa dipublikasin,” ujar salah satu pesan WA yang diterima redaksi mediakendari.com

Hingga berita ini tayang, redaksi mediakendari.com masih memantau perkembangan atas kematian almarhum yang meninggalkan jejak digital berupah sebuah catatan diary yang sangat menarik untuk sebuah pemberitaan.

Reporter : Redaksi

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version