Kendari, Mediakendari.com – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Dwi Nur Halimah, mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2022, berhasil meraih juara 1 dalam cabang lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis pada Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) ke-XXVIII. Kompetisi ini digelar di Aula Kementerian Agama Kota Kendari dan diikuti oleh peserta dari berbagai kecamatan di Kota Kendari.
Halimah, mengungkapkan rasa bahagia dan terkejutnya atas pencapaian ini, mengingat ini adalah kali pertama ia mengikuti lomba karya tulis ilmiah hadis.
“Perasaan saya pasti otomatis bahagia sekaligus kaget, karena ini pertama kalinya saya ikut dalam cabang karya tulis ilmiah hadis. Masya Allah, usaha yang dilakukan dalam waktu lama akhirnya membuahkan hasil,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kompetisi ini melalui beberapa tahapan, dimulai dari seleksi awal hingga sesi presentasi di hadapan dewan juri.
“Awalnya ada 16 peserta, lalu dilanjutkan dengan tahap presentasi. Itu adalah sesi yang paling mendebarkan karena selain menyusun karya tulis, kami juga harus mempresentasikannya di depan para juri, yang menjadi bagian penting dari penilaian,” katanya.
Dalam lomba ini, Duwinar mengangkat judul “Nilai-Nilai Hadis dalam Penguatan Ketahanan Keluarga: Strategi Implementasi dan Tantangan di Era Modern.” Karyanya membahas bagaimana hadis dapat menjadi pedoman dalam membangun ketahanan keluarga di tengah tantangan zaman.
“Hadis merupakan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, atau ketetapan beliau, yang kemudian diriwayatkan oleh para ulama melalui sanad dan perawi. Dalam karya tulis ini, saya meneliti bagaimana nilai-nilai hadis dapat diterapkan dalam membangun keluarga yang kuat di era modern,” jelasnya.
Duwinar mengungkapkan bahwa persiapan lomba dilakukan dalam waktu singkat, sekitar lima hari untuk mencari referensi dan menyusun karya tulis. Saat tahap presentasi, peserta tidak diperbolehkan menggunakan gawai, sehingga seluruh data dan referensi harus dicetak sebelumnya.
“Persiapannya hanya sekitar lima hari untuk mencari referensi. Saat lomba, kami tidak diperbolehkan menggunakan HP, bahkan laptop hanya digunakan untuk membuka dokumen Word. Semua jurnal dan data sudah diprint sebelumnya,” tambahnya.
Dalam menyusun karyanya, ia mendapatkan bimbingan dari dosen serta teman-teman yang sebelumnya telah mengikuti perlombaan serupa. Ke depannya, ia berencana terus mengasah kemampuannya dan berkontribusi lebih banyak dalam dunia akademik.
“Setelah ini, insya Allah saya ingin terus belajar lebih baik lagi, bukan hanya untuk membanggakan diri sendiri, tetapi juga orang tua, guru, dosen, dan teman-teman yang selalu mendukung,” ujarnya.
Duwinar juga mengapresiasi penyelenggaraan STQH, yang menurutnya menjadi ajang penting untuk menggali potensi generasi muda.
“Lomba seperti ini luar biasa karena membuka peluang bagi anak-anak muda untuk menunjukkan potensinya, mulai dari hafalan hingga karya ilmiah. Saya yakin ajang ini dapat melahirkan generasi unggul yang akan membawa Kendari ke tingkat nasional bahkan internasional,” ungkapnya.
Ia berharap lomba ini terus diselenggarakan di masa depan agar semakin banyak generasi muda yang termotivasi mengembangkan potensi mereka di bidang keislaman.
“Harapan saya, STQH ini akan terus diadakan agar semakin banyak generasi muda yang berpotensi menjadi generasi emas di Kendari,” pungkasnya.
laporan Redaksi
