Redaksi
KENDARI – Program Keluarga Harapan (PKH), mengantarkan seorang Sawatia untuk bisa mandiri dan membuka usaha makan minum.
Ibu yang beralamat di Kelurahan Horodopi Kecamatan Mowewe Koltim ini, sukses berkat jual makanan dan minuman berupa sup ubi, nasi kuning, kue dan kopi.
Destian Yudoyoko, salah seorang Pendamping Sosial PKH Koltim mengungkapkan, Sawatia merupakan KPM PKH pada Tahun 2018 yang tergolong dalam keluarga yang sederhana.
Semasa menerima bantuan sosial (bansos) PKH, Sawatia memanfaatkan bantuan PKH nya dengan sebaik mungkin, sebagian di tabung untuk modal usaha, dan sebagian di gunakan untuk menunjang keperluan anak, sekolah dan kebutuhan hidup keluarga.
“Bu Sawatia tergerak untuk mandiri dan memikirkan bagaimana dapat mengembangkan usaha, walau dengan modal terbatas. Berbekal doa dan ikhtiar, Bu Sawatia semasa aktif dalam kepesertaan PKH memanfaatkan momen penting pembelajaran Family Developmen Sesiion (FDS),” terangnya.
“Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) PKH terutama terhadap materi tentang pembelajaran Modul Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha yang disampaikan oleh Pendamping Sosial PKH Kec. Mowewe melalui peningkatan kapasitas yang di berikan oleh kami,” tambahnya.
Walau terbilang bermodalkan kecil yang di topang dengan hasil tabungan dari Bansos PKH yang disisihkan lanjut Destian, tidak ada usaha yang sia-sia jikalau dengan sungguh-sungguh.
Sehingga Sawatia dengan tekun menjalankan usahanya dapat mencetak keuntungan perhari Rp. 200.000, dan sebulan kurang lebih 6 juta rupiah.
Dengan pencapaian keuntungan seperti itu, atas kesadaran diri dan dukungan dari keluarga, Sawatia tepat tanggal 18 Februari 2020 lalu, memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepersertaan PKH.
“Alhamdulillah walau usaha saya seperti ini saya hanya berfikir semoga usaha saya bisa jadi berkah untuk keluarga, berkat bantuan PKH juga saya sangat bersyukur terbantukan sekali,” ujar Sawatia di KPM PKH Graduasi Sejahtera Berdikari Mowewe beberapa waktu lalu.
Dikatakan Destian, gerakan pembekalan edukasi secara terintegrasi melalui FDS P2K2 PKH (Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha) yang digawangi langsung oleh pendamping sosial PKH dengan tugas khusus.
Tidak hanya itu, pemanfaatan sistem sumber kegiatan pemberdayaan dilingkungan KPM PKH dalam mengembangkan usaha seperti halnya Sawatia yang sukses dengan usahanya, diharapkan melahirkan Sawatia yang lain di Koltim.
“Terutama di Kelurahan Horodopi yang tergerak hatinya, untuk selalu termotivasi dan berinovasi sebagai pelaku usaha, bukan semata hanya sebagai KPM PKH yang konsumtif,” ujarnya.
“Sehingga nantinya, KPM PKH mampu keluar dari belenggu kemiskinan yang menjerat menuju KPM PKH yg mandiri sejahtera, unggul serta berdaya saing,” pungkasnya.