NEWS

Manfaatkan Teknologi, STMIK Catur Sakti Berhasil Buat Terobosan Baru 

4603
Tampak dosen Stmik Catur Sakti dan praktisi IT, Muh. Sulkifly Said, S.SI., M.Eng

KENDARI – Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Catur Sakti Kendari berhasil membuat terobosan baru dalam menciptakan sesuatu yang berbasis teknologi.

Memanfaatkan teknologi yang ada di era 4.0 menjadi hal penting untuk menghadapi tantangan zaman, olehnya salah satu Kampus ternama bidang IT membuat sistem aplikasi yang dapat memudahkan untuk memonitoring seperti kebocoran gas dan smart hidroponik dol.

Dosen Stmik Catur Sakti dan praktisi IT, Muhammad Sulkifly Said mengatakan aplikasi tersebut merupakat alat yang memanfaatkan jaringan sebagai pengontrol dalam menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga : Pengunjung Wisata Batu Sori di Baubau Mulai Ramai Lagi 

“Infrastruktur hari ini yang memadai kemudian perkembangan teknologi chip dan sebagainya, itu memungkinkan adanya sebuah inovasi dan hal-hal baru,” ujarnya saat menghadiri acara Bincang Kita di studio Mek.Tv, Sabtu 12 Maret 2022.

Seperti misalnya, aplikasi berbasis IOT yang dimana dapat mengontrol untuk bercocok tanam dengan menggunakan jaringan internet dalam memanfaatkan smarphone untuk mempermudah sekaligus mengefektifkan pekerjaan.

“Alat itu digunakan untuk membantu petani hidroponik dalam bercocok tanam. Namun hal tersebut bisa juga digunakan disektor-sektor yang lain dalam hal ini kaitannya dengan industri seperti, monitoring kebocoran gas LPG,” ucapnya.

Sedangkan monitoring kobocoran gas itu bekerja sebagai mengontrol dengan menggunakan sensor yang dapat terkoneksi dengan smartphone yang telah dihubungkan untuk memberi informasi baik berupa pesan whatsapp maupun pesan khusus.

Menurutnya itu merupakan satu langkah baru dalam memberikan kesalamatan bagi masyarakat pengguna tabung gas Lpg, melihat dari dampak negatif yang akan terjadi ketika adanya pembocoran seperti misalnya, kebakaran dan keracunan.

Baca Juga : Belum Ada Lonjakan Harga Sembako yang Signifikan di Baubau 

Motivasi itu berangkat dari sebuah hasil penelitian bersama anak mahasiswa binaanya dengan berkolaborasi bersama menginisiasi dalam mengembangkan penelitian yang sempat dilakukan dengan harapan bisa diimplementasikan di masyarakat.

“Saya mencoba melihat permasalahan yang kerap terjadi di masyarakat. Kemudian saya mendapatkan referensi bahwa di sana, potensi terjadinya kebakaran itu 60% disebabkan oleh kebocoran gas,” ucapnya.

Lebih lanjut, Sulkifly menjelaskan hal tersebut sangat bergantung pada koneksi internet terlebih tiap rumah sudah hampir memiliki hal itu, sehingga akan semakin mudah untuk diperluas dalam penyebaran pemanfaatannya.

“Jadi jika dulu yang terubung hanya laptob, komputer, handphone dan sebagainya. Maka manfaat internet itu kita perluas, sehingga dalam hal ini yang terhubung dalam jaringan internet itu bisa juga seperti kipas angin, kulkas dan lain sebagainya,” pungkasnya.

 

Penulis : Muhammad Ismail

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version