NEWS

Masyarakat Diajak Melawan Radikalisme di Internet

1255
×

Masyarakat Diajak Melawan Radikalisme di Internet

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Berantas radikalisme melalui literasi digital di Kabupaten Majene.

MAJENE – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia (RI) dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual Jum’at, 05 November 2021 di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital” kali ini diikuti oleh 588 peserta.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Pemengaruh Brigita Ferlina, Ketua STAIN Majene Wasilah, Dosen Tarbiyah & Keguruan STAIN Majene, Bulqia Mas’ud, serta Ketua Bidang Kemahasiswaan & Kerjasama STAIN Majene, Anwar Sadat.

Sedangkan moderator yaitu Rosniawanti selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden RI, Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beralih ke sesi pemaparan, Brigita Ferlina sebagai pemateri pertama menyampaikan tema “Sudah Tahukah Kamu Dampak Penyebaran Berita Hoaks?”.

Menurut Brigita, penyebaran hoaks perlu diwaspadai dan dicegah karena akan menimbulkan kecemasan sekaligus kepanikan publik, perpecahan dan pertikaian, menurunkan reputasi pihak yang dirugikan, pengambil kebijakan bisa bertindak salah, serta membuat fakta-fakta tidak bisa dipercayai lagi.

Agar terhindar dari hoaks, warganet harus mencermati judul berita yang cenderung provokatif, sumber alamat situs, dan cek keaslian foto. “Mengingat dampak buruknya, setiap orang harus paham untuk menghindarinya,” ujarnya.

Selanjutnya, Wasilah menyampaikan paparan berjudul “Tips Mengenali Berita Palsu dan Verifikasi”. Ia mengatakan, terdapat tiga hal penting yang perlu dilakukan dalam menghadapi era digital, yakni inovatif, kreatif, dan bijak dalam menjauhi hal negatif maupun kebiasaan konsumtif.

Selain itu, diperlukan juga kemampuan menjaga etika dalam berkomunikasi di internet. “Internet telah menjadi kebutuhan primer. Tapi, banyak pengguna yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolahnya,” jelasnya.

Pemateri ketiga, Anwar Sadat, memaparkan materi bertema “Melawan Radikalisme di Dunia Maya”. Menurut dia, radikalisasi memiliki kecenderungan menentang dialog yang kompromi dan memilih jalan konfrontasi dan konflik. Radikalisme sangat beragam, mulai dari radikal gagasan, hingga mengarah terorisme.

Saat ini, kelompok radikal dan teroris memanfaatkan media internet untuk berbagai hal, mulai dari perekrutan, pengumpulan dana, sampai perang psikologis. Memperkuat pemahaman kewarganegaraan serta menggelar aktivitas warga menjadi salah satu upaya mencegah berkembangnya paham radikal di tengah masyarakat. “Warga juga harus mampu memberikan pemahaman agama yang damai dan toleran,” imbuhnya.

Bulqia Mas’ud sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital”. Ia mengatakan, radikalisasi secara daring sudah sering terjadi dan banyak memakan korban. Algoritma internet dan media sosial dapat membuat warganet mengalami echo chamber atau kurang terbukanya pemahaman untuk menerima gagasan lain.

Berdasarkan algoritma, Facebook, Youtube, atau media sosial lainnya akan menampilkan konten-konten terkait. “Berawal dari pertama kali mengakses konten radikal, akhirnya platform akan terus menawarkan tampilan terkait konten tersebut,” jelas dia.

Selanjutnya, Rosniawanti membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Mahad Maunnne, yang bertanya tentang menjamurnya tautan penipuan dan banyak beredar di grup WA keluarga. Menanggapi hal tersebut, Brigita Ferliana bilang, warganet harus kritis terhadap pesan yang masuk dengan memeriksa tautan tersebut dan cek juga dari sumber berita terpercaya. Jika terbukti tautan tersebut hoaks, jelaskan kepada para anggota grup mengenai informasi yang benar.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (Adm)

 

Penulis : Redaksi

 

You cannot copy content of this page