Editor : Kang Upi
KONAWE – Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman melakukan Temu Wicara dengan para petani usai melakukan Panen Raya dalam kunjunga kerjanya di Kabupaten Konawe, Rabu (29/5/2019).
Pada kesempatan tersebut, Mentan Amran Sulaiman melakukan tanya jawab dengan para petani tentang permasalahan yang selama ini dihadapi para petani di Konawe.
Amran Sulaiman juga menceritakan, bahwa dirinya dan Kabupaten Konawe memiliki ikatan emosional yang kuat karena dirinya menghabiskan masa muda saat bekerja di Pabrik Tebu di Konawe.
“Makanya saya senang sekali bisa datang disini, karena kedatangan saya ini mengingatkan saat saya masih tinggal di hutan di Asera dan Anese sekitar 4 sampai delapan tahun,” tuturnya.
Tidak hanya itu, kata Amran, dirinya juga mendapatkan gagasan untuk membuat alat Empos Tikus Alpostran saat bekerja di Konawe pada kurun waktu tahun 90-an, saat bekerja di Pabrik tebu.
“Saya sempat dipanggil Bupati, waktu itu Pak Rasak Porosi untuk melakukan praktek cara menangkap tikus dengan alat yang saya buat,” kata Amran Sulaiman.
Bahkan, kata Amran, sebelum mendapatkan hak paten dirinya juga diminta menguji alat penangkap tikus tersebut oleh Mentan Era Soeharto, Soleh Salahudin, di salah satu wilayah persawahan di Kabupaten Konawe.
“Saya masih ingat tempat saya menguji alat penangkap tikus waktu diminta oleh Mentan Soleh Solahudin, itu sekarang sepertinya masuk wilayah Kabupaten Konawe Utara, kalau dulu masih Konawe,” ujarnya.
Selain bernostalgia dengan kenangan saat masih bekerja di Konawe, Menteri Kabinet Kerja kelahiran Bone ini juga sigap menjawab keluhan petani sayang disampaikan saat tanya jawab.
Pada kesempatan tersebut, kelompok tani yang berkesempatan bertanya langsung dengan Mentan mengadukan masalah rendahnya harga beras serta kelangkaan pupuk.
Tidak hanya itu, Amran Sulaiman juga sempat menerima curhat salah seorang Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian yang tidak kujung diangkat sebagai ASN sesuai janji Pemerintah Pusat.
Untuk permasalahan harga beras, Mentan meminta Bulog untuk segera membeli gabah milik petani dengan harga yang ditetapkan Bulog. Untuk menjaga harga jual petani.
Sedangkan untuk masalah kelangkaan pupuk, Mentan meminta Polres Konawe untuk melakukan penelusuran kelangkaan harga pupuk khususnya di distibutor.
Menurutnya, Pemerintah telah mengalokasikan pupuk dengan dua time yakni Subsidi dan Non Subsidi. Sehingga, untuk petani, seharusnya bisa mendapatkan stok subsidi dengan jumlah yang telah disusuaikan dengan kebutuhan jumlah petani.
“Harusnya pupuk untuk petani tidak langka, karena sudah ada porsinya pupuk subsidi. Jadi saya minta bantuan Pak Kapolres untuk menelusuri dimana administrasi serta titik macet untuk distribusi pupuk ini,” tegasnya.
Sementara itu, untuk curhatan salah seorang PPL ini, Mentan Amran Sulaiman menjelaskan jika dirinya telah mengadukan permasalahan pengangkatan ASN untuk PPL kepada Presiden.
“Untuk pengangkatan ASN maksimal umur 35 tahun itu amanah UU, jadi masu tidak mau harus dilaksanakan. Tapi kita lihat dulu pelaksanaanya karena kedepannya akan diangkat 19 ribu PPL,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, jika dirinya sangat memperhatikan permasalahan kondisi PPL. Untuk ini, dirinya mengaku telah berulang kali mendiskusikan hal tersebut dengan Presiden RI.
“Waktu ada perintah moratorium, saya menolak karena peran PPL ini sangat penting bagi petani, tanpa PPL petani akan sulit, PPL itu ujung tombak, pahlawan pangan yang terdepan,” ujarnya.
Menutup Temu Wicara ini, Mentan Amran Sulaiman memberikan bantuan peralatan pendukung guna meningkatkan produktifitas hasil pertanian di Kabupaten Konawe. Salah satu alat yang diberikan sebagai bantuan yakni satu buah Exsafator.
“Saya beikan bantuan satu exsafator, itu harganya Rp 3 sampai Rp 4 miliar, itu akan segera dikirim ke Konawe untuk membantu Petani khususnya dalam pembuatan irigasi,” jelasnya.
Bantuan lain yang diberikan yakni sepasang anak sapi jenis Belgia Blue asal negara Belanda. Menurutnya, bantuan itu diberikan karena diketahuinya jika Bupati Konawe, Kerry Saiful Konggoasa hobi berternak sapi.
“Kalau sapi ini dewasa ukurannya bisa mencapai 2 ton. Saya beli dari Belanda, nanti saya kasih anakannya sepasang. Dan ini kali pertama saya berikan ke orang lain, dan saya rasa tepat,” pungkasnya.