Pada bagian lain, beberapa konflik sosial yang terjadi akhir-akhir ini sungguh melukai perasaan, sangat disayangkan di tengah modernisasi zaman, diskursus publik kita terus disuguhkan mengenai sara. Sisi kelam yang harus dihadapi oleh sebuah bangsa yang berdiri diatas keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa, ini merupakan risiko yang dihadapi oleh negara yang berdiri diatas kemajemukan. Namun sesungguhnya persoalan sara adalah satu hal yang seharusnya sudah selesai diperdebatkan. Jika hal ini terus terjadi, maka kita adalah sebuah bangsa yang memiliki nilai peradaban mundur, bukan malah maju menghadapi modernitas.
Oleh karena itu, sekiranya sangat penting jika kita semua mampu menyadari bahwa kita terikat dalam tali persaudaraan yang tumpah darahnya adalah ibu pertiwi. Memulai menghentikan provokasi terhadap diri sendiri dengan memahami bahwa sejatinya perbedaan itu adalah anugerah yang membawa pada khasanah keindahan.
Kutipan dari sosiolog Jerman, Maximilian Weber, yang menyatakan bahwa “bukanlah kesadaran yang menentukan keberadaan manusia, tetapi sebaliknya, keberadaan manusia sosial sebagai mahkluk yang menentukan kesadaran mereka”.
Disisi lain, wajib kiranya jika kita memberikan support kepada pemerintah selaku pemegang kendali dalam kekuasaan guna mewujudkan keberpihakan dan keadilan dengan berkonsentrasi menciptakan kerangka kerja konseptual sebagai upaya untuk merawat keanekaragaman bangsa. Mewujudkan keadilan dan pemerataan dalam segala aspek kehidupan adalah solusi untuk memangkas disparitas yang selama ini telah menjadi permasalahan yang terus dialami oleh bangsa Indonesia.
BACA JUGA:
- Besok, Ketua DPD Gerindra Sultra Resmikan Jalan Rawua – Puuloro Sepanjang 1,7 KM
- Ruas Jalan Poros Desa Wunduongohi, Lawulo dan Andabia Kecamatan Anggaberi Telah di Aspal, Warga Ucapkan ini Kerja Nyata Mantan Pj Bupati Konawe Harmin Ramba
- Harmin Ramba, Dessy dan Ketua DPD Gerindra Sultra Ziarah Makam Ponggawa Karaeng Watukila di Tongauna
Harapannya saat ini dan kedepannya nanti, panggung politik tanah air kita tidak hanya diisi oleh politisi semata, tetapi politisi yang di dalam jiwanya terpatri sifat seorang negarawan yang selalu meletakan kepentingan negara bangsa di atas segala kepentingan pribadinya, mampu menjunjung tinggi nilai-nilai integritas seperti para pendahulunya. Meletakan dengan sangat detail antara kepentingan pribadinya dan kepentingan bangsa. Dapat dijadikan teladan oleh anak bangsa yang lain serta hadir sebagai kesatria politik ditengah kondisi bangsa yang sedang mengalami krisis moral.
Menjadi bangsa yang hidup dalam bingkai interaksi yang berasal dari akar budaya masyarakat Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan rasa saling peduli antara satu dengan yang lain, menjadi pribadi yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat. Menciptakan interaksi yang harmonis, karena hal tersebut adalah sikap yang murni dimiliki oleh manusia.
Permasalahan yang kompleks di atas dapat dimaknai sebagai cobaan dari bangsa yang sedang menyongsong masa depan gemilang, menjadi bangsa yang mampu tumbuh dan berkembang sebagai bangsa yang maju dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai pluralisme yang menjadi ciri khas dan keunggulan bangsa Indonesia.