Reporter: La Ato
KENDARI – Musyawarah Daerah (Musda) Bersama tiga kubu Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Tenggara (Sultra), yakni KNPI kubu Umar Bonte, KNPI kubu Syahrul Beddu, dan KNPI kubu La Ode Suryono yang akan digelar tanggal 29 dan 30 Mei mendatang telah dipastikan dihadiri tiga ketua umum DPP KNPI.
Hal ini disampaikan Steering Committee (SC) panitia pelaksana Musda bersama DPD KNPI Sultra, Hidayatullah saat konferensi pers di salah satu hotel di Kendari, Selasa, 25 Mei 2021.
“Ketua umum DPP KNPI yang telah bermufakat menyatu, yakni Ketua Umum DPP KNPI Noer Fajrieansyah, Ketua Umum DPP KNPI Abdul Azis, serta Plt. DPP KNPI Mustahuddin beserta jajarannya masing-masing telah dikonfirmasi kehadirannya,” kata Hidayatullah sebagaimana siaran pers yang diterima Mediakendari.com.
Selain itu, Musda bersama ini juga akan dihadiri oleh Gubernur Sultra, Ali Mazi, dan akan dibuka oleh pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.
Dalam kesempatan tersebut, Hidayatullah mengatakan, Ali Mazi akan mempresentasikan progres pembangunan di Provinsi Sultra selama menjabat sebagai gubernur di Bumi Anoa, di antaranya, pembangunan jalan Toronipa progres terbaru, desain Rumah Sakit Jantung dan progres terbaru, desain perpustakaan dan progres terbaru, desain revitalisasi kota lama, desain perumahan pasar wajo, desain patung Oputa Yii Ko, desain Stadion Lakidende, desain GOR, desain Kantor DPRD Sultra, desain Kantor Gubernur Sultra, serta desain mess Makassar.
Ia menambahkan, dalam Musda bersama ini akan memilih dan menetetapkan ketua formatur terpilih yang legalitas pengesahan surat keputusan sebagai Ketua KNPI Provinsi Sultra Periode 2021-2025 akan disampaikan kepada masing-masing ketua umum dan sekretaris jenderal DPP KNPI yang telah bersepakat bersatu.
Terakhir ia mengajak kepada para pemuda terbaik Sultra untuk berani tampil mencalonkan diri sebagai ketua yang akan menahkodai DPD KNPI Sultra periode 2021-2025.
“Mari bersama, bersatu menjadi solutif mengakhiri konflik ini agar tidak terus berdiri menunggu di rel pragmatisme akibat ketinggalan kereta masa depan,” ajak Hidayatullah. (C)