BAUBAUFEATURED

Musim Penghujan, Berikut Wilayah Rawan Bencana di Kota Baubau Menurut BPBD

790
×

Musim Penghujan, Berikut Wilayah Rawan Bencana di Kota Baubau Menurut BPBD

Sebarkan artikel ini

BAUBAU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta warga untuk waspada atas datangnya musim penghujan.

Pasalnya, kondisi cuaca yang ditandai dengan hujan lebat berintensitas tinggi dan disertai angin kencang ini, kerap menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

Kepala BPBD Kota Baubau, La Ode Muslimin Hibali mengatakan, potensi bencana yang perlu diwaspadai masyarakat di Baubau ialah genangan air, banjir dan tanah longsor. Sebab, hal ini rutin terjadi ketika memasuki musim penghujan.

“Kita sudah petakan titik-titik rawan bencana diantaranya genangan air yang rentan terjadi di Jalan Betoambari simpang empat SMA Negeri 2 Baubau dan depan SMK Negeri 1 Baubau serta depan pemadam kebakaran Kelurahan Bataraguru,” papar Muslimin kepada mediakendari.com, Jum’at (30/11/2018).

Selain wilayah tersebut diatas, tambahnya, genangan air juga kerap terjadi di Kelurahan Tomba, Bukit Wolio Indah (BWI) termasuk Pasar Wameo.

Sementara untuk wilayah yang berstatus rawan banjir, yakni berada didaerah pertanian di Kelurahan Waliabuku dan Liabuku serta Kadolo Katapi.

“Bencana banjir terjadi disebabkan karena hutan di sekitar wilayah itu sudah gundul,” sambungnya.

Selanjutnya, untuk wilayah yang berstatus rawan bencana tanah longsor yakni berpotensi terjadi di sekitar air jatuh Tirta Rimba, Kelurahan Waruruma, Wakonti Kadolo Katapi dan Waborobo.

Terkait hal ini, Ia menghimbau masyarakat, khususnya pengguna transportasi yang melintasi jalan raya sepanjang kawasan rawan longsor tersebut agar berhati-hati dalam berkendara.

“Pengguna transportasi jalan ditempat tersebut harus waspada. Kami ingatkan karena longsoran tanah bisa menutupi jalan dan banyak pohon tumbang,” pintanya.

Atas potensi bencana yang diprediksi terjadi bersamaan datangnya musim hujan ini, BPBD Baubau telah menyiagakan Satuan Tugas (Satgas) bencana sebanyak 46 orang.

Anggota Satgas ini akan bertugas mengevakuasi harta benda milik korban apabila terjadi bencana. Selain itu, Satgas juga akan dikerahkan untuk memantau lokasi yang dianggap titik rawan bencana saat turun hujan.

“Kita sebar dan gerakan Satgas ini ke lokasi rawan (bencana-red) karena kalau hujan itu ada yang sampai satu hingga dua jam baru berhenti,” pungkasnya. (b)

Reporter: Ardilan


You cannot copy content of this page