KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Berdasarkan data pendaftar calon anggota Badan Pengawasan Pemilu Sulawesi Tenggara (Bawaslu Sultra) periode 2023-2028 keterlibatan perempuan tidak mencapai 30% atau hanya 10 orang sesuai aturan yang telah ditetapkan.
Selaku pengamat politik, Najib Husen menurutnya hal itu disebabkan adanya beberapa faktor, diantaranya kurangnya minat perempuan dalam dunia politik, sebab diketahui Bawaslu merupakan aktivitas politik.
“Lalu kenapa kemudian perempuan banyak yang tidak mendaftar di Bawaslu, itu disebabkan juga karena perempuan tidak terlalu senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan politik,” ujarnya saat ditemui usai konfersi pers rangkaian Mubes IKA FISIP UHO, Jumat (3/3/2023).
Selain itu, faktor yang mempengaruhi juga adalah dari anggota tim seleksi (timsel) perempuan hanya berjumlah satu orang yang sebenarnya tidak memenuhi dari prinsip 30%
“Itu juga ditentukan oleh bagaimana timsel, kalau timsel misalnya memenuhi 30% seharusnya juga banyak menggerakkan perempuan. Hanya saja kan perempuan di timsel juga hanya satu perempuan yang sebenarnya tidak memenuhi dengan prinsip 30%,” katanya.
Adapun terkait adanya regulasi seperti standar umur yang telah ditetapkan minimal 35 tahun ke atas, dirinya mengatakan hal itu tidak terlalu menjadi penentu, namun yang utama adalah kesadaran dalam diri untuk ikut terpanggil dalam hajatan politik.
Namun dirinya menegaskan persoalan gender di tubuh Bawaslu yang berperan sebagai wasit demokrasi dengan minimnya keterlibatan perempuan itu tidak berpengaruh besar terhadap jalannya pemilu.
“Kalaupun berpengaruh itu pada saat pengusulan para caleg karena disitu akan terlihat partai-partai apa yang tidak mengusulkan 30% caleg perempuan,” pungkasnya.
Reporter : Muhammad Ismail
