Reporter: Hendrik B
Editor: Taya
KENDARI – Meski narapidana berada di dalam ruang terbatas, tidak membuat mereka hilang akal untuk kembali beraksi melakukan tindak kejahatan. Salah seorang berinisial BR dibekuk Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara karena diduga sebagai pengedar sabu jaringan lapas Kendari.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Kendari, Abdul Samad mengatakan para narapidana terus berusaha berbagai cara untuk memasukan alat komunukasi dalam Lapas sehingga bisa mengendalikan narkoba tersebut.
Samad, menyebutkan petugas melakukan penjagaan mulai pukul 19.00 Wita hingga pukul 07.00 Wita. Meski dijaga ketat, Samad mengakui masih ada kelemahan petugas sehingga alat komunikasi masih bisa didapatkan para narapidana di dalam Lapas.
Baca Juga :
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
- Nekat Bawa Sabu Seberat 104.25 Gram dengan Upah Rp 2 Juta, Pria di Muna Ditangkap Polisi
- Pemda Koltim Gelar Sayembara Logo HUT ke 12 Tahun
- Kapolri Apresiasi Peluncuran 2 Buku Antikorupsi di Harkordia
“Kemungkinan petugas yang berjaga otomatis memiliki titik lengah baik itu lima menit, sehingga kesempatan tersebut para napi dapat memanfaatkan untuk kepentingan pribadinya,”kata Samad saat menghadiri penyitaan aset tanah dan bangunan yang diduga hasil penjualan narkoba di Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Rabu (20/11/2019)
“Namanya manusia biasa, kami juga memiliki titik kelemahan,” tambahnya.
Ia menyebut keberadaan alat komunikasi dalam Lapas bisa mempermudah narapidana bisa terlacak hingga akhirnya bisa dilakukan penangkapan.
“Karena ada titik signal di sana, maka dari penyidik narkoba berkoordinasi dengan saya sehingga kita bisa mengungkapnya,” ujarnya.