Reporter: Hendrik B
Editor : Kang Upi
KENDARI – Meski Kota Kendari telah meraih status Kota Layak Anak (KLA) tahun 2018 lalu dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, namun kehidupan anak di kota ini belum sepenuhnya hidup layak.
Masih banyak diantaranya yang terpaksa harus putus sekolah karena kesulitan ekonomi, dan sebagian lainnya malah harus menjadi tulang punggung keluarga dengan mencari nafkah.
Pemandangan anak yang seharinya harus berkelahi dengan waktu demi mencari sesuap nasi ini, umum terlihat di sejumlah pelabuhan, salah satunya Pelabuhan Ferry Kendari.
Ditempat ini, tidak kurang dari puluhan anak bekerja serabutan dengan menjadi kuli panggul barang milik penumpang. Tubuh yang mungil nampak ringkih ditimpa dus, atau karung besar milik para penumpang.
Namun hal itu terpaksa dijalani. Sebab, menghadapi Bulan Ramadhan yang diakhiri dengan momen lebaran, banyak diantara mereka ingin menyambutnya dengan gembira.
Tapi bagi sebagian anak ini, kegembiraan saat lebaran harus diperjuangkan dengan cucuran peluh dibawah terik, misalnya saja seperti yang dilakukan Irsan, seorang kuli panggul berumur 10 tahun.
Saat ditemui mediakendari.com, Irsan mengaku bekerja keras dengan menjadi kuli panggul karena ingin membeli baju baru, yang akan digunakan untuk lebaran.
“Saya dapat upah sehari sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Uangnya saya kumpulkan, nanti tiba lebaran saya buka untuk beli baju lebaran,” kata anak yang masih duduk dibangku SD kelas 5 ini.
Salah seorang kuli panggul lainnya, Agis (9) juga mengutarakan hal senada. Bahwa dirinya juga ingin gembira dengan memakai baju baru saat lebaran, seperti anak lainnya.
Ia juga menjelaskan, dalam sekali mengangkut barang dirinya diberikan upah sebesar Rp 4 ribu. Untuk mengumpulkan hasil yang cukup untuk ditabung sebagai persiapan lebaran, Agis mengaku harus bekerja dari pagi hingga menjelang sore.
Baca Juga :
- Cabup Harmin Ramba Beri Penjelasan Kepada Cawabup Syamsul Ibrahim Terkait Konsep Pembangunan Konawe Maju Menuju Kota PADI buat Samsul
- Pengerjaan Jalan Lambuya – Motaha Capai 80 Persen, Ketua DPD Gerindra Sultra : Panjang Jalan Yang Akan DiKerjakan 23,5 KM
- Paslon No 3 HADIR, Tampil di Panggung Debat Dengan Menguasai Materi dan Bermartabat
- Akses Jalan di Ambekairi, Latoma Hingga Desa Nesowi Kecamatan Latoma Sedikit Hari Lagi Rampung, Pengguna Jalan Ucapkan Terima Kasihnya Kepada Harmin Ramba
- Prabowo Menang Besar di Konawe Saat Pilpres, Perbaiki Sejumlah Jalan Rusak di Kabupaten Konawe Wujud Kerja Nyata Partai Gerindra
- Angkat Visi Konawe Maju Menuju Kota Padi, Ini 5 Misi dan 18 Program Unggulan Pasangan HADIR
“Saya terkadang diberi upah sebesar Rp 4 ribu hingga Rp 10 ribu,” terang Agis yang masih duduk di Kelas IV SD.
Agis dan Irsan adalah dua potret anak yang kehidupan ekonominya kurang beruntung. Keduanya hanya bagian kecil dari puluhan anak yang bernasib sama.
Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk membantu mereka untuk tetap tinggal dan belajar di rumah, tanpa harus mencari lelah demi selembar baju saat lebaran. (B)