Reporter : Sardin.D
KENDARI – Dukungan Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Radan Nur Alam terhadap bakal calon (Balon) bupati dan wakil bupati Konawe Selatan (Konsel) Muhammad Endang SA – Wahyu Ade Pratama Imran, rupanya berbuntut panjang.
Sebab, dukungan yang ditegaskan putra mantan Gubernur Sultra, H. Nur Alam saat deklarasi pasangan balon ber-tagline EWAKO tersebut di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Potoro, Jumat 4 September 2020 lalu itu, kini menuai kritikan.
Kritikan salah satunya disampaikan Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Muna Barat Laode Agus, yang menilai, sebagai ketua organisasi sayap partai Golkar, seharunya Radan mendukung balon yang didukung Partai Golkar.
“AMPI merupakan sayap partai Golkar dan mutlak ketuanya adalah kader partai Golkar, tentunya sebagai kader harus menjalankan amanat partai di Konsel, sejatinya beliau harus mendukung bapak Surunudin Dangga dan Rasyid, tapi kemudian yang terjadi adalah mengkampanyekan figur lain yang tidak didukung Partai Golkar,” tegas La Ode Agus, Rabu 16 september 2020.
Untuk balon Muhammad Endang SA dan Wahyu Ade Pratama Imran dalam kontestasi tersebut diusung tiga partai yakni, Partai Gerindra, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) serta didukung Partai Gelora, Partai Perindo dan Partai Berkarya.
Sementara itu, untuk balon yang didukung Partai Golkar yakni Surunuddin-Rasyid, yang juga didukung Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
La Ode Agus menegaskan, bahwa Ketua DPD Partai Golkar Sultra harus menindak tegas kader yang tidak loyal terhadap partai, sebab tindakan tersebut merupakan pelanggaran organisasi yang tidak boleh dibiarkan.
Menurutnya, tugas kader adalah mengibarkan panji Partai Golkar ke seluruh pelosok negeri. Sehingga ketua organisasi sayap Partai Golkar yang menyatakan dukungan atas figur yang tidak didukung Partai Golkar, harus diambil sikap tegas.
“Saya sebagai kader partai Golkar ingin mengingatkan kepada seluruh kader, jangan bermain-main dalam berpartai, jika tidak sanggup mundur, dan Ketua Golkar Sultra harus tegas mengambil tindakan pemecatan kepada kader yang bersangkutan,” ungkapnya.
Agus juga menyatakan jika dirinya cukup menyayangkan adanya sikap untuk mendukung calon bupati yang tidak di dukung Golkar di Konsel. Olehnya itu, jika Radan tidak segera mengklarifikasi hal tersebut akan menjadi preseden buruk terhadap dirinya sebagai kader Golkar.
“Radhan adalah kader muda potensial dimasa depan, tapi jika hari ini sudah memperlihatkan wujud tidak konsisten, maka tentu ini merupakan preseden buruk bagi dirinya dan partai Golkar. Olehnya itu, jika Radhan tidak mengklarifikasi ini maka saya minta mundur dari Ketua AMPI Sultra,” pungkasnya.