KENDARI – Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kota Kendari menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk persiapan pengawasan tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2019 kedepan, pada Selasa, (21/11), di salah satu hotel di Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hadir sebagai pembicara dalam FGD tersebut salah satunya adalah Pengamat Politik Sultra, Najib Husain. Menurutnya, kita semua harus mendorong lahirnya Pemilu 2019 yang berkualitas.
“Indikatornya itu kita harus melahirkan Pemilu yang jujur, adil, bebas, rahasia, damai dan demokratis,” ujar Najib saat memaparkan materinya.
Selain itu, tambah Najib, indikator yang selanjutnya untuk lahirnya Pemilu yang berkualitas adalah hak-hak politik seluruh warga negara harus diawadahi, dijaga dan dipelihara. Kemudian penyelenggara Pemilu juga harus memberikan kemudahan bagi pemilih dan warga negara yang telah memiliki hak pilih untuk menggunakan suaranya.
“Harus diberikan kemudahan bagi pemilih dalam menyalurkan hak pilihnya,” ungkapnya.
Dosen Fisip UHO ini juga membeberkan beberapa permasalahan Pemilu yang selalu terjadi yaitu partisipiasi pemilih yang rendah, politik uang, intimidasi dan kekerasan, serta maraknya Black Campaign.
Terkait politik uang, intimidasi dan kekerasan, lanjut Najib, Panwaslu jangan hanya kejam pada penyelenggara Pemilu. Namun menurutnya, Pengawas juga harus kejam pada peserta Pemilu.
“Mari kita awasi mereka dengan baik. Pengawas juga harus kejam terhadap peserta Pemilu, jangan hanya kepada penyelenggara saja,” ucapnya.
Selain itu, Najib juga mengingatkan terkait maraknya peserta Pemilu yang banyak memainkan aksi kampanye di media sosial.
“Kita juga harus awasi permainan peserta pemilu di media sosial,” pungkasnya.
Reporter: Jubirman
Editor: Kardin