HEADLINE NEWSFEATUREDKolaka UtaraPERISTIWA

Pasutri Korban Bencana Gempa dan Tsunami di Sulteng, Dirawat di RS BLUD Kolut

453
×

Pasutri Korban Bencana Gempa dan Tsunami di Sulteng, Dirawat di RS BLUD Kolut

Sebarkan artikel ini

LASUSUA – Pasangan suami isteri (Pasutri) M. Samsu (30) dan Kawanti (22) warga Kelurahan Mamboro, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) saat ini tengah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Djafar Harun, Kolaka Utara (Kolut), pasangan yang telah dikaruniai satu orang anak itu merupakan korban bencana gempa dan Tsunami di Sulteng pada Jumat (28/9/2018) lalu.

Dalam peristiwa gempa dan tsunami itu, rumah mereka ikut tersapu diterjang gelombang Tsunami. Untunya mereka hanya mengalami luka-luka, setelah dievakuasi keduanya langsung dirawat di lokasi pengungsian yang berada pegunungan. Hingga akhirnya, pada Rabu (3/10/2018) keduanya dirujuk ke RS BLUD Kolut. Meskipun kondisi mereka sudah berangsur membaik, namun keduanya masih memendam duka mendalam. Pasalnya anak semata wayang mereka yang masih berusia 1 tahun 4 bulan ikut tersapu gelombang tsunami, dan belum ditemukan sampai saat ini.

“Saya dan suami serta orang tua saya dijemput keluarga saya yang tinggal di Kolaka Utara, atas perintah Ketua DPRD Kolut yang saat itu berada di tenda pengungsian. Dia menyarankan kami pulang ke Kolut mengingat di pengungsian itu sangat padat ditambah lagi kondisi luka suami saya sangat memprihatinkan,” jelas Kawanti kepada Mediakendari.com, Kamis (4/10/2018).

Sementara itu, dr.Gusvi Sari yang merawat kedua pasien menjelaskan pasien suami istri datang pada Rabu (3/10/2018) dengan kondisi luka jahitan pada bagian pinggang sebelah kiri. Pasien bernama M.Samsu dengan luka jahitann yang sudah mulai terbuka sedikit serta  infeksi dan bernanah.

“Melihat kondisi mereka, kami langsung melakukan penanganan secara intensif dengan menganti perban pada luka mereka, utamanya pada Pasien bernama M.Samsu, kami langsung tangani serius luka luka di pinggangnya pada bagian sebelah kiri yang luka jahitanya sepanjang 20 centimeter,” tuturnya.

Dikatakan Gusvi Sari, dilihat dari jahitan pada korban bernama M.Samsu, penanganannya hanya dilakukan secara darurat saja, atau dijahir dalam situasi itu saja.

“saya sempat berbincang dengan korban, saya tanya jahitan lukanya ini dilakukan dimana apakah di ruang operasi atau dimana. Lantas dia menjawab jika luka tersebut dijahit di lokasi pengungsian. Saat itu pun, pihak dokter UGD disini langsung melakukan pembersihan dan penjahitan ulang yang dilakukan di ruang operasi. Selain luka di pinggang, pesien juga mengalami beberapa luka goresan pada bagian tangan kanan, sementara istrinya hanya mengalami luka ringan pada lengan bagian kiri, tapi kami sudah tangani secara intensif,”tutupnya.(a)


Reporter: Bahar


You cannot copy content of this page