KENDARI – Pemerintah Daerah Konawe Selatan (Konsel) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi salah satu Kabupaten terpilih dari 6 Kab/Kota tahap pertama yang masuk dalam program nasional “Desa Terang” dari 17 Kab/Kota yang ada Di Sultra oleh Koperasi Jasa Gerakan Nelayan Tani Indonesia (KOPJAGANTI/KJG) di bawah koordinasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI (Kemkop UKM).
Pencanangan tersebut di tandai dengan penyerahan Plakat pada malam acara Pesta Rakyat yang di gelar Pemprov Sultra, pada sabtu (22/9) yang di serahkan langsung Gubernur Sultra, Ali Mazi, SH di dampingi Wakil Gubernur Dr. Ir. H. Lukman Abunawas, M.Si, yang diterima oleh Wakil Bupati (Wabup) Konsel, Dr. H. Arsalim Arifin, SE., M.Si yang juga turut di saksikan Ketua TP-PKK Konsel Hj. Nurlin Surunuddin, SH bertempat di Panggung Kegiatan Eks Lap MTQ Kota Kendari, Sabtu (23/9/2018).
Program ini merupakan hasil tindak lanjut pertemuan 108 Bupati/Wabup se Indonesia untuk sosialisasi dan pemetaan Integrasi Program KUR dan Desa Terang Tahun 2018/2019 yang menggabungkan kekuatan petani, nelayan dan kelompok dalam bentuk Koperasi Produksi Digital Modern melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat). Pada tanggal 15 Sept 2018 di Desa Karawang Sari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung, sekaligus launching program Nasional “Desa Terang ” yang di resmikan oleh Menko UKM, Puspayoga yang di prakarsai oleh KJG di bawah binaan langsung Presiden RI, Joko Widodo.
Di temui usai menerima Plakat pencanangan Desa Terang, Wabup Konsel, Arsalim Arifin mengatakan bahwa sangat mengapresiasi dan bersyukur atas terpilihnya Konsel dalam program tersebut yang tentu membantu meringankan beban pemda dalam memenuhi kebutuhan listrik utamanya di daerah-daerah pelosok desa yang terpencil, sekaligus meringankan beban hidup masyarakat kita yang kurang beruntung terutama yang mata pencaharian sehari- hari Petani dan Nelayan.
“Alhamdulillah, gayung bersambut karena program ini sejalan juga dengan salah satu program utama kami bersama Bupati, Surunuddin Dangga yakni mengaliri dan menerangi seluruh desa di Konsel dengan instalasi listrik berbiaya murah tapi berkualitas, yang juga merupakan salah satu langkah nyata kami untuk mewujudkan Desa Maju Konsel Hebat,” tandasnya.
“Secepatnya kita akan menggelar pertemuan dengan pihak terkait untuk memetakan Desa-desa mana yang menjadi prioritas program ini, sekaligus kita akan pantau dan awasi program ini dengan melibatkan pihak berwajib agar tidak di mamfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga program ini tepat sasaran dan berjalan dengan baik yang tentunya berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa,” pungkas Arsalim.
Sedangkan, menurut salah satu Koordinator KJG Wilayah Sultra, Abdul Jalil mengatakan bahwa program Desa Terang sejalan dengan program kerja pemerintah yakni ” Indonesia Terang 2019 ” untuk membantu pemerintah mewujudkan program tersebut di desa-desa yang belum teraliri listrik PLN, dengan menggunakan energi terbarukan bersumber dari cahaya matahari atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Yang mana untuk tahap pertama program ini akan di laksanakan di Konsel bersama 5 Kab lainnya diantaranya Kab Bombana, Konawe, Konawe Kepulauan, Buton dan Kab Kolaka, khususnya bagi masyarakat tidak mampu utamanya warga dengan mata pencaharian Petani dan Nelayan yang tergabung dalam kelompok dalam bentuk Koperasi Produksi Digital Modern melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat),” kata Jalil.
Jalil juga menjelaskan bahwa, program ini mulai di laksanakan pada Bulan Oktober 2018 – Februari 2019 dengan besaran anggaran di perkirakan kurang lebih 25 – 30 Milyar setiap Kabupaten, yang tidak mengganggu atau menggunakan dana APBD maupun APBN tetapi murni berasal dari dana CSR Perusahaan dalam dan luar negeri. ” Sistem Instalasi menyerupai PLN dengan menggunakan meteran dan instalasi listrik yang modern dan canggih karena sudah bisa di gunakan untuk menyalakan TV dan Parabola serta alat elektronik lainnya, beda dengan tenaga surya yang pada umumnya di pakai masyarakat yang juga terbatas penggunaan dayanya,” urai Jalil.
“Salah satu contoh teknologi terbaiknya adalah lampu jalan yang hanya 30 watt tapi setara dengan 90 watt yang tentu hemat energy dan lebih terang, dimana baterainya menyatu dengan bodynya sehingga tidak mudah di curi, yang mana selama ini lampu jalan terpisah dengan baterainya, jadi semoga dengan program ini sleuruh desa di Sultra bisa teraliri listrik,” tandas jalil.(b)