Reporter: Sardin.D / Editor: Kang Upi
KENDARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal berinvestasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) senilai Rp 2 triliun, di bidang pengembangan peternakan sapi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra Budianti Kadidaa menjelaskan, dalam skema investasi, nantinya Sultra akan mensuplai kebutuhan sapi ke DKI Jakarta.
“Akan mensuplai kebutuhan sapi di DKI Jakarta sebanyak 1.000 – 1.200 ekor sapi setiap empat bulan. Pasokan sapi ini berasal dari ranch Wawolemo, dan pemberdayaan masyarakat sekitar,” kata Budianti Kadidaa, dalam rilisnya, Kamis 3 September 2020.
Menurutnya, dalam rangkaian proses investasi tersebut dalam waktu dekat ini, Ketua DPRD DKI Jakarta beserta sejumlah anggotanya dijadwalkan akan berkunjung ke Sultra.
“Mereka hendak melihat secara langsung kawasan yang direncanakan sebagai lokasi investasi.Rencananya, realisasi kerjasama ini akan dimulai pada tahun 2021 mendatang,” terang Budianti.
Menurutnya, luas area ranch Wawolemo di Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe mencapai 544 hektar. Untuk area yang dimanfaatkan baru sekitar 150 hektar.
Kawasan peternakan sapi milik Pemprov Sultra itu, direncanakan menjadi lokasi pengembangan dan penggemukan sapi. Investasi ini sendiri diproyeksi memberikan banyak manfaat bagi daerah.
“Sebagai persiapan kunjungan, kadistanak bersama dengan anggota Komisi II DPRD Sultra Abdul Rahman Rahim turun langsung meninjau Ranch Wawolemo, Rabu 2 september 2020,” jelasnya.
Budianti menegaskan, rencana investasi ini merupakan bentuk komitmen dan keseriusan Gubernur Sultra, Ali Mazi untuk memajukan sektor peternakan di Bumi Anoa.
Hal tersebut, lanjutnya, salah satunya dilakukan juga untuk memenuhi kebutuhan daging, baik atas kebutuhan masyarakat Sultra sendiri maupun masyarakat Indonesia secara umum.
“Distanak selaku pelaksana teknis siap bekerja keras dalam menyukseskan investasi ini. Investasi ini akan memberikan banyak manfaat bagi Sultra,” tegasnya.
Dijelaskanya, dengan investasi tersebut sarana prasarana di Ranch Wawolemo akan dibangun, sumber daya manusia yang bekerja akan ditingkatkan, dan akan menyerap tenaga kerja baru.
“Kerjasama investasi ini juga akan menciptakan kestabilan harga sapi, terutama pada waktu-waktu tertentu ketika terjadi lonjakan permintaan daging, misalnya pada hari raya keagamaan,” pungkasnya. (3/0)