OPINI

Peran Sekolah Ikatan Dinas “Poltekip” Dalam Membantu karakter Anti Korupsi Bagi Taruna

6999
Muhammad Ihsan Nur, Taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.

Dampak korupsi sangat merugikan, dimungkinkan dari segala sektor dapat merugikan terutama keuangan dan perekonomian negara. Lantas siapa yang bertanggung jawab ?. Tinggi rendahnya pendidikan seseorang tidak sejalan lurus dengan perilaku korupsi. Semua orang dapat terlibat baik mereka yang memiliki jabatan ataupun orang yang kelihatan biasa biasa saja. Koruptor seringkali diindetikkan dengan penjahat yang berdasi. hampir secara keseluruhan pasti mereka merupakan lulusan perguruan tinggi, yang tentunya memiliki Pendidikan dan pengetahuan yang tingi. Lantas mengapa masih terjadi korupsi ? apakah pemimpin yang menduduki kursi mewah memiliki pengetahuan yang rendah ?.

Dalam buku Adi sujatno “teori teroi kepemimpinann” menyatakann bahwa Semua orang adalah pemimpin. Semua orang akan diminta tanggungjawab atas apa yang dia pimpin. Korupsi bukan rahasia umum lagi , pada hampir seluruh Instansi dan kelembagaan pemerintahan, korupsi masih terjadi sampai saat ini. Pemimpin yang dapat menjadi contoh terbaik adalah pemimpin yang dipersiapkan sejak dini. Untuk menghindari dan mencegah segala bentuk tindakan korupsi dibutuhkan kader kader pemimpin yang siap menjadi role model anti korupsi dengan memiliki nilai dasar anti korupsi dalam kepemimpinannya. Sekolah kedinasan ataupun sekolah ikatan dinas adalah sekolah yang diselenggarakan negara yang bertujuan untuk mencetak kader pemimpin dan sumber daya manusia yang kompeten untuk mengisi posisi posisi khusus di setiap departemen negara di Indonesia. Setiap sekolah ikatan dinas pasti menginginkan mencetak Mahasaiswa(i)/Taruna(i) yang bersih dan sehat baik fisik maupun rohani.

Dalam membentuk generasi muda anti korupsi sebenarnya indonesia telah membangunnya sejak jenjang persekolahan, yakni jenjang sekolah dasar,pertama, menengah dan disempurnakan diperguruan tinggi ,Dalam penelitian Mochammad Faizal “PERANAN INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DALAM PENCEGAHAN TINDAK KORUPSI DI INDONESIA” menyatakan bahwa institusi memiliki peranan besar dalam mendidik para siswa yang merupakan bagian dari elemen masyarakat, yang nantinya akan bersinergi dengan institusi itu sendiri dalam memerangi korupsi di Indonesia.

Tabel 1. Skema pendidikan anti korupsi berdasarkan jenjang pendidikan siswa. hal 3 jurnal : “Peranan Institusi Pendidikan Formal dalam Pencegahan Tindak Korupsi di Indonesia”

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat jelas bahwa dalam jenjang tinggi yakni perguruan tinggi adalah penyempurna dalam pembelajaran untuk mencegah terjadinya korupsi yakni adanya teori di kelas, simulasi dan praktik di lapangan Terkait dengan perilaku korupsi, korupsi yang terjadi pada instansi ataupun Lembaga pemerintahan telah menjadi budaya yang buruk dan bahkan Sebagian orang menganggap hal yang biasa dilakukan dan dianggap benar. Oleh karena itu peran sekolah kedinasan sangat penting untuk menciptakan Mahasiswa(i)/Taruna(i) nya yang siap menjadi pemimpin bertanggung jawab yang berani mendobrak budaya korupsi tersebut. Politeknik ilmu pemasyarakatan (Poltekip) merupakan salah satu sekolah ikatan dinas dibawah naungan kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Yang dimana tujuannya adalah untuk menciptakan kader-kader pemimpin yang professional di bidang pemasyarakatan. Poltekip adalah salah satu ikatan dinas yang juga melaksanakan tridarma perguruan tinggi yakni pengajaran, pelatihan dan pengasuhan terhadap setiap tarunanya.

Perkembangan dunia telah memasuki era Globalisasi dan Revolusi Industri 4.0. Masyarakat dituntut memiliki kemampuan literasi baru untuk menghadapi beberapa perubahan dalam hidupnya. Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki dan berperan penting dalam keunggulan kompetitif individu adalah kemampuan memimpin masyarakat. Dengan perkembangan tersebut Pola Pendidikan dalam ikatan dinas tentu harus berubah. Nyatanya Sekarang ini poltekip telah mentikberatkan pada pola pengajarannya dibandingkan pelatihan dan pengasuhan. Tujuannya adalah untuk menciptakan kader kader pemasyarakatan yang unggul dibidang Pendidikan yakni menjadi taruna(i) yang memiliki pengetahuan yang lebih dan berwawasan global dan mampu menjawab perubahan zaman khususnya dibidang pemasyarakatan Untuk mengatasi mencegah terjadinya Tindakan korupsi , poltekip telah melaksanakan pengajaran , pelatihan dan pengasuhan yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai anti korupsi. Dengan pengajaran yang telah diutamakan saat ini poltekip telah memberikan pengajaran mata kuliah Pendidikan anti korupsi. Pengajaran tersebut sangat baik untuk mendoktrin para taruna(i) untuk mencegah sejak dini melakukan perilaku korupsi. Dalam pembinaan dan pelatihan taruna(i) tidak luput mengikuti seminar seminar anti korupsi, sosialisasi dan penyuluhan penyuluhan anti korupsi yang tentunya difasilitasi oleh poltekip. Sedangkan dalam pola pengasuhan, taruna(i) selalu mendapatkan pengayoman dari Pembina dan senior-senior yang selalau menanamkan hal hal yang baik dan membangun untuk menciptakan kader kader yang berintegritas tinggi.

Tidak hanya di poltekip, tetapi pada ikatan dinas lainnya ,pola pendidikan yang seperti inilah yang dapat menjawab perubahan zaman. Di era sekarang ini generasi-generasi muda harus lebih diasa otaknya dibandingkan dengan fisik, terkhusus kader pemimpin yang nantinya bergelut di instansi pemerintahan. Dengan diutamakannya pengajaran dan penanaman doktrin anti korupsi sejak dini akan menghasilkan buah pemimpin yang unggul dan berintegritas kuat dan menjadi sosok yang dapat menjadi contoh suritauladan.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version