Reporter : Fatih
Editor : Taya
KENDARI – Puluhan pecinta alam yang terdiri dari 17 komunitas yang berjumlah 55 orang menggelar aksi cabut paku dalam memperingati Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April, Minggu (28/4/2019).
Koordinator Lapangan, Dominus Murib mengaku kegiatannya terlambat diadakan karena bertepatan dengan kegiatan lain.
“Kegiatannya agak terlambat karena kemarin banyak yang pulang kampung, terus ada juga kegiatan di pesta demokrasi,” ujar Dominus.
Kegiatan ini dilakukan dengan menyisir pinggiran jalan mulai dari Universitas Halu Oleo (UHO) hingga Taman Kota (Tamkot) Kendari dengan jarak 5,3 kilometer.
Menurut Dominus, paku yang menempel akan menghambat pertumbuhan pohon, sehingga paku tersebut harus dicabut.
“Paku yang menempel merupakan sisa-sisa dari pemasangan reklame, karena memang dari peraturan di undang-undang itu dilarang yang seperti itu. Kayak paku di pohon, pemasangan tidak pada tempatnya,” katanya.
Selain aksi cabut paku, komunitas ini juga memungut sampah dipinggir jalan di kota yang terkenal dengan tari lulonya ini.
“Kalau bicara tentang sampah kan itu sudah menjadi permasalahan yang umum. Dengan kegiatan ini, kita berharap agar jumlah sampah bisa berkurang meskipun dengan jumlah yang kecil,” ucap Dominus.
Menurutnya, secara tidak langsung sampah berefek dengan pemanasan global, sehingga bumi harus dilindungi, utamanya sampah plastik yang tidak mudah terurai.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan deklarasi penggunaan botol air minuman jenis veples maupun tumbler agar bisa mengurangi sampah plastik yang ada di bumi.
“Kami berharap masyarakat bisa sadar bahwa hal kecil yang tidak perhatikan ini, berdampak pada bumi,” tutupnya. (B)