Reporter: Ferito Julyadi
KENDARI – Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada triwulan I – 2020 mengalami pelambatan.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Mohammad Edy Mahmud melalui video rilis, 05 Mei 2020.
Pada triwulan I – 2020, Ekonomi Sultra tumbuh sebesar 4,37 persen (y-o-y). Angka tersebut terbilang melambat dibanding triwulan I-2019 sebesar 6,39 persen.
“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,67 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 25,88 persen,” ujar Edy
Ekonomi Sultra pada triwulan I – 2020 ini tumbuh minus sebesar 8,18 persen (q-to-q) lebih rendah bila dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,43 persen.
“Di lihat dari sisi produksi, penurunan ini disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada hampir semua lapangan usaha,” jelasanya.
Kontraksi terbesar terjadi pada lapangan usaha sebesar -18,71 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh kontraksi pada seluruh komponen, dengan kontraksi terbesar pada Komponen Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar minus 28,85 persen.
Perekonomian Sulawesi Tenggara triwulan I-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 31,55 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 yang mencapai Rp 22,76 triliun.
Dari sisi produksi, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberikan kontribusi paling dominan terhadap PDRB Sulawesi Tenggara, sebesar 25,02 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontribusi paling dominan terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 50,82 persen. (B)