PemerintahanPENDIDIKAN

Pesan Sekda Sultra Saat Mengisi Ceramah di Masjid Raya Al-Kautsar Kendari

479
×

Pesan Sekda Sultra Saat Mengisi Ceramah di Masjid Raya Al-Kautsar Kendari

Sebarkan artikel ini

KENDARI, Mediakendari.com – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio mengisi ceramah ramadan tahun 1445 Hijriyah, bertempat di Masjid Raya Al-Kautsar Kendari, Selasa 12 Maret 2024.

Asrun Lio menyampaikan banyak keutamaan yang bisa didapatkan umat muslim selama bulan ramadan diantaranya melalui pemahaman hakekat puasa itu sendiri.

Ia menjelaskan hakekat puasa yang pertama yakni hendaknya tidak hanya dimaknai sebatas menahan lapar dan dahaga, namun secara batiniah bisa menuntut untuk mampu mengendalikan diri dari sikap, perilaku dan tutur kata yang tidak terpuji, serta tidak sesuai tuntunan ajaran agama islam.

“Dalam konteks kekinian, dimana informasi teknologi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, maka puasa juga dapat dimaknai sebagai puasa dari pemberitaan bohong dan ujaran kebencian. Oleh kerena itu, marilah kita tunaikan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya, sesuai tuntunan syari’at islam, sehingga kita tidak hanya mendapat lapar dan dahaga dari penunaian ibadah puasa tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu, kecuali lapar dan dahaga,” terangnya.

Hakekat yang kedua, kata Asrun Lio, ibadah puasa merupakan sarana membentuk manusia yang mampu mengoptimalkan pengendalian diri, sebab telah dilatih mampu menahan amarah dan mengendalikan hawa nafsunya, dari hasrat keduniaan untuk menjadi pribadi dengan pengendalian diri yang lebih baik, karena sesungguhnya, perjuangan melawan hawa nafsu tidaklah mudah. Rasulullah SAW bersabda bahwa perjuangan yang paling utama adalah seseorang berjuang  melawan dirinya dan hawa nafsunya.

“Hakekat ketiga, puasa menjadi momentum ujian kadar keimanan, dimana seseorang bisa saja mengatakan dirinya sedang berpuasa, sekalipun sebenarnya tidak. Karena tidak ada yang mengetahui, kecuali dirinya sendiri dan tuhannya. Inilah sebabnya, puasa disebut sebagai ibadah yang bersifat rahasia antara seorang hamba dengan tuhannya, yang apabila kita mampu menunaikan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan keimanan, maka allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW bahwa barang siapa yang berpuasa karena keimanan dan mengharap pahala dari allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu,” paparnya.

Hakekat keempat, lanjut Asrun Lio, melalui ibadah puasa akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki kepekaan sosial tinggi, karena dengan berpuasa seseorang dilatih dapat merasakan penderitaan dan kesusahan orang lain. Dengan kepekaan sosial, seseorang dapat bersikap responsif terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar, termasuk dalam menyikapi bencana banjir yang akhir-akhir ini terjadi di beberapa daerah di Sultra, tak terkecuali di wilayah Kota Kendari.

“Saya berharap, momentum bulan ramadhan ini dapat dimanfaatkan dengan memberikan bantuan sosial terhadap saudara-saudara kita yang terdampak bencana banjir, yang tentunya sangat mengharapkan uluran tangan kita semua,” katanya.

Ia menuturkan melalui pemahaman dan pengamalan ibadah puasa seperti itu, yang tentunya disertai dengan keikhlasan menjalani selama satu bulan penuh, insya allah dapat meraih hikmah dan berkah keutamaan dari ibadah puasa yang  ditunaikan, serta kembali pada kesucian jiwa dan meraih derajat ketakwaan sebagai derajat yang paling mulia di sisi Allah SWT.

“Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah yang allah anugerahkan sebagai salah satu bentuk kasih sayang kepada hamba-hambanya yang beriman, mengingat pada bulan ramadhan allah melipat gandakan pahala amal ibadah, membuka pintu ampunan yang seluas-luasnya, serta menurunkan lailatul qadar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan,” katanya.

Menurutnya, wajarlah apabila setiap umat muslim di seluruh penjuru dunia selalu berdo’a seperti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk dapat dipertemukan dengan bulan suci ramadhan.

“Ibadah puasa ramadhan sejatinya adalah sarana pensucian jiwa untuk mencapai ketakwaan sebagai derajat yang paling mulia di sisi Allah SWT, sebagaimana firman-NYA dalam Al Qur’an, Surat Al Baqarah, ayat 183 yang artinya, hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa,” katanya.

You cannot copy content of this page