Reporter : Sardin.D
Editor : Ardilan
KOLAKA – Kelompok petani cengkeh di Kabupaten Kolaka mengeluhkan harga cengkeh yang makin tak berharga. Harga yang menurun drastis membuat petani cengkeh di daerah itu kian menjerit. Belum lagi Pemerintah Daerah (Pemda) serta DPRD Kolaka kompak untuk tidak perduli terhadap nasib petani cengkeh.
Salah satu Kelompok Tani Padaelo, Salamudin mengatakan harga beli cengkeh kering sejak tahun 2019 lalu sudah mulai turun dari harga Rp 90 ribu sampai Rp 80 ribu perkilo. Kemudian harga tersebut turun lagi menjadi Rp 53 ribu. Saat ini, kata dia, harga cengkeh tinggal Rp 43 ribu saja perkilo.
“Dan keluhan kami ini tidak diperhatiakan sama sekali baik dari Pemerintah Daerah maupun DPRD. Bahkan saya pernah ke Dinas Perdagangan namun tidak juga mendapatkan tanggapan,” keluh Salamuddin kepada MEDIAKENDARI.Com, Minggu 06 September 2020.
Ia mengaku harga cengkeh di Kolaka menurun hampir 50% dibanding dengan harga cengkeh di daerah-daerah lainnya. Padahal, Kolaka merupakan penghasil cengkeh terbanyak untuk wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal senada diungkapkan petani lainnya, yang dari kelompok tani Padaelo lainnya yang tidak sebutkan namanya. Selain mengeluhkah harga cengkeh yang menurun, ia juga menilai harga pupuk yang ikutan naik ditambah biaya pemetikan cengkeh semakin memberatkan petani.
“Bahkan cengkeh yang kami panen dari tahun lalu belum kami jual karna ingin menunggu naiknya harga cengkeh.
Tapi sampai Sekarang pun belum ada tanggapan dari Pemerintah Daerah. Keluhan ni mewakili semua suara petani cengkeh yang ada di Kabupaten Kolaka,” bebernya.
Ia berharap Pemda dan DPRD Kolaka dapat memberi solusi agar harga cengkeh di Kolaka dapat bersaing dengan harga di daerah lainnya.
Disisi lain, pembeli cengkeh atau pengepul cengkeh, Wahidin menuturkan pihaknya membeli cengkeh dari petani sesuai harga pabrik dimana jika cengkeh berkurang maka harga beli tinggi. Sedangkan jika cengkeh melimpah atau lagi musim panen maka harga cengkeh akan turun.
“Setelah kami membeli dari petani kami jual kembali ke pabrik yang ada di Kota Kolaka juga ini dengan patokan pengambilan harga dari petani Rp 52.000. Kami jual kembali dengan harga 52.500 ke pihak pabrik,” singkatnya. (1).