Inggris – PM Theresa May berharap Brexit bisa ditunda setelah Parlemen Inggris melakukan pemungutan suara lagi pekan ini atas perjanjian keluar dari blok Uni Eropa yang diusulkannya menjadi berantakan setelah pernyataan Ketua Majelis Rendah John Bercow hari Senin.
Baca Juga :
- Terima Tamu Investor dari Shanghai, Pj Bupati Konawe Tawarkan Kawasan Routa Industrial Park
- Pemimpin Eropa Serukan Pertemuan Darurat untuk Bahas Iran
- Putin Tegaskan Warga Ukraina dan Rusia adalah Bersaudara
- Pekerja Uni Eropa Menuntut Perlindungan yang Lebih Baik
- Peringati Earth Hour, Lampu Dipadamkan di Seluruh Eropa
- Ratusan Orang Bergabung dengan Demonstrasi untuk Eropa di Brussels
Bercow mengatakan, “Jika pemerintah mengajukan usul baru yang tidak mirip ataupun kurang lebih tidak sama dengan yang ditolak Majelis tanggal 12 Maret, itu sepenuhnya sesuai aturan. Yang secara hukum tidak dapat dilakukan pemerintah ialah mengajukan kembali usul sama atau kurang lebih sama dengan yang ditolak oleh Majelis dengan 149 suara pekan lalu.”
May tadinya berharap memperoleh dukungan lebih banyak jadi melakukan pemungutan suara lagi mengenai usul perjanjian tarik diri sebelum KTT Uni Eropa hari Kamis dan Jumat ini di Brussels, Belgia.
Uni Eropa Perketat Sikapnya Terkait Brexit
Baca Juga :
- World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Kearifan Lokal Bali
- Pj Bupati Harmin Ramba Dianugerahi International Certificate of Excellence and Recognition
- Sukses Selenggarakan Pemilu 2024, PPLN Istanbul Gunakan Tiga Metode
- Pemprov Sultra Ekspor Perdana Biji Pinang, Pj Gubernur : Luar Biasa
- Ketum SMSI Ucapkan Selamat untuk Presiden Taiwan Terpilih
- AS Setujui Paket Stimulus Ekonomi, Bursa Saham Global Girang
Juru bicara perdana menteri tidak menjelaskan seberapa lama Theresa May akan meminta Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk bersedia menunda keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang tadinya dijadwalkan tanggal 30 Maret, kecuali mengatakan May ingin sependek mungkin.
Inggris Menunda Brexit
Hampir tiga tahun setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa, para pemimpin kelompok 28 negara itu mendesak May untuk mengungkapkan rencana pengganti.Kemungkinan hasilnya berkisar dari penundaan jangka panjang, keluar dari Uni Eropa berdasarkan perjanjian yang dicapai May, keluar tanpa perjanjian atau Inggris mengadakan referendum lagi tentang keluar atau tidak dari Uni Eropa. (al)