Reporter : Supardan
Editor : Kang Upi
KENDARI – Kasus penganiayaan AR (37), seorang ibu hamil warga BTN Tirai Samudera, Kelurahan Anggoeya, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Minggu (17/3/2019) lalu, urung bergulir ke meja hijau. Hal ini setelah aparat kepolisian dari Polsek Poasia memediasi kasus ini.
Kasus ini sendiri telah masuk Laporan Polisi, dimana WA (40) yang juga tetangga korban, dilaporkan suami AR karena melakukan tindak kekerasan terhadap istrinya.
Kanit Reskrim Poasia, Ipda Widhiyarto menjelaskan, kasus pemukulan ibu hamil tersebut sudah berakhir usai mediasi antara kedua belah pihak dan dinyatakan tidak berlanjut ke ranah hukum.
Baca Juga :
- Besok, Ketua DPD Gerindra Sultra Resmikan Jalan Rawua – Puuloro Sepanjang 1,7 KM
- Ruas Jalan Poros Desa Wunduongohi, Lawulo dan Andabia Kecamatan Anggaberi Telah di Aspal, Warga Ucapkan ini Kerja Nyata Mantan Pj Bupati Konawe Harmin Ramba
- Harmin Ramba, Dessy dan Ketua DPD Gerindra Sultra Ziarah Makam Ponggawa Karaeng Watukila di Tongauna
- Akhirnya!! Bawaslu Konawe Merekomendasikan ASN Fajar Meronda ke KASN dan BKN untuk Diberi Sanksi
- DPRD Sultra Sepakat Bentuk Pansus Soal Dampak PSN Bendungan Ameroro
- Rela Basah-Basah, Pj Bupati Konawe Harmin Ramba Tinjau Lokasi Banjir di Desa Laloika Pondidaha
“Penyelesaian diselesaikan secara kekeluargaan dengan dihadiri tokoh masyarakat keluarga korban ataupun pelaku dan disaksikan pihak dari Polsek dalam hal ini Kapolsek Poasia. Adapun laporannya dicabut,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan fakta berbeda, dari informasi yang tersebar sebelumnya yang menyebutkan peristiwa pemukulan itu terjadi karena pelaku yang membuang sampah di pekarangan korban, tidak terima saat ditegur.
“Sebenarnya pemukulan terjadi saat korban sementara cuci piring, air cucian tersebut terpercik ke wajah WA hingga tersinggung. Korban lalu menegur pelaku, dan dibalas dengan pukulan ke jidat korban,” pungkasnya.
Kasus penganiayaan ini sendiri sempat mengegerkan warga BTN Tirai Samudera, Kelurahan Anggoeya, Minggu pagi, saat keduanya beradu mulut. Untungnya warga yang berkumpul segera melerai keduanya.(b)