Editor : Kang Upi
KENDARI – Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) merespon laporan warga atas kerusakan jalan poros Kendari – Konawe di Jl Poros Kecamatan Sampara, Kelurahan Pohara.
Kerusakan jalanan ini sendiri diduga akibat erosi Sungai Pohara yang mengikis sisi sungai hingga menyebabkan jalanan di bagian atas di sisi sungai tersebut ambruk perlahan. Jalan sekitar Sungai Pohara ini sendiri sempat rusak pada beberapa waktu lalu, atas dugaan yang sama.
Terkait kerusakan ini, Kepala Satuan Kerja Wilayah (Satkerwil) 2 BPJN XXI Kendari, Ir. Syaiful Rijal . M,Si menjelaskan, bahwa pihaknya sudah mengirimkan material dan alat berat yang dibutuhkan untuk menimbun serta mencegah erosi sungai makin meluas.
“Kami sudah kirim armada alat berat dan material kesana untuk melakukan penimbunan, tapi mungkin kendaraan berat diatas 10 ton itu tidak bisa lewat dan harus dibatasi itu,” jelasnya, Selasa (2/7/2019).
Selain erosi, kata Syaiful, pihaknya juga menduga amblasnya jalanan di sisi sungai dipengaruhi pecahnya pipa PDAM yang ada di dalam tanah dibawah jalanan di sisi sungai tersebut.
“Pipa PDAM disitu memang sering pecah, padahal pipa itu juga fungsinya untuk menahan jalan biar tidak cepat amblas, mungkin karena pipa pecah jadi jalanan cepat amblas, karena erosi dibawah air itu cukup kencang,” tambahnya.
Baca Juga :
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
- Nekat Bawa Sabu Seberat 104.25 Gram dengan Upah Rp 2 Juta, Pria di Muna Ditangkap Polisi
- Pemda Koltim Gelar Sayembara Logo HUT ke 12 Tahun
- Kapolri Apresiasi Peluncuran 2 Buku Antikorupsi di Harkordia
Untuk antisipasinya sendiri, kata Syaiful, pihaknya akan mengeruk aspal di jalan yang amblas dan menimbunnya dengan Sirtu. Pengerukan itu dilakukan, agar timbunan dan tanah dibawahnya bisa saling berikatan.
Menurutnya juga, Jembatan bailey bisa menjadi solusi jangka panjang, tetapi untuk saat ini tidak bisa dilakukan karena Jembatan bailey membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pengiriman hingga ke titik kerusakan jalan.
“Jembatan bailey itu tidak bisa, itu terlalu lama kalau ditunggu karena pengirimannya lewat laut, jadi alternatif yang cepat supaya bisa kita pastikan sebentar sudah bisa digunakan itu harus timbunan,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, pihaknya di tahun ini sudah akan melaksanakan proses lelang proyek talut dan tiang penahan erosi Sungai Pohara agar kejadian seperti sekarang ini tidak terulang kembali.